KANKER SERVIKS (KANKER LEHER RAHIM)



Kanker leher Rahim atau kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada jaringan leher rahim yang merupakan bagian terendah dari leher rahim dan menonjol ke puncak liang senggama.
Prevalensi kanker leher rahim merupakan salah satu jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia, dengan jumlah pasien kanker leher rahim sebanyak 5.349 orang (12,8 %).SIRS, 2010







Apa saja faktor risiko yang menyebabkan Kanker Leher Rahim?

·         Menikah/mulai melakukan aktivitas seksual di usia muda (<20 tahun)
·         Riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul (IMS)
·         Melakukan hubungan seks dengan pria yang sering bergonta–ganti pasangan.
·         Bergonta-ganti pasangan seksual
·         Perempuan yang melahirkan banyak anak
·         Memiliki riwayat keluarga dengan kanker
·         Kurang menjaga kebersihan alat kelamin
·         Merokok, terpapar asap rokok (perokok pasif)
·         Adanya riwayat tes pap yang abnormal sebelumnya
·         Penurunan kekebalan tubuh

Apa Saja gejala Kanker Seviks (kanker Leher rahim)


Pada stadium dini, seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda yang khas. Namun, pada stadium lanjut, muncul gejala–gejala yang harus diperiksa lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada tidaknya kanker, yaitu:
·         Nyeri panggul
·         Haid tidak teratur
·         Nyeri saat berhubungan seksual
·         Pendarahan pada masa menopause
·         Keputihan atau keluar cairan encer putih kekuningan bercampur darah seperti nanah
·         Pendarahan spontan tidak pada masa haid /diantara menstruasi




Bagaimana deteksi dini kanker leher rahim?

Jika dilakukan dengan kunjungan tunggal (single visit approach), IVA dan krioterapi akan meminimalisasi klien yang hilang (loss) sehingga menjadi lebih efektif.


·         Merupakan pemeriksaan yang sederhana, mudah, cepat dan hasil dapat diketahui langsung.
·         Tidak memerlukan sarana laboratorium dan hasilnya dapat segera diketahui.
·         Dapat dilaksanakan di Puskesmas bahkan mobil keliling, yang dilakukan oleh dokter umum dan bidan.
·         Cakupan deteksi dini dengan IVA minimal 80 % selama lima tahun akan menurunkan insidens kanker leher rahim secara signifikan. (WHO, 2006)
·         Sensitifitas IVA sebesar 77 % (antara 56-94 %) dan spesifisitas 86 % (antara 74-94 %). (WHO, 2006)
·         Skrining kanker leher rahim dengan frekuensi 5 tahun sekali dapat menurunkan kasus kanker leher rahim 83,6 % (IARC, 1986).


Bagaimana mencegah penyakit Kanker Leher Rahim?

Pencegahan utama adalah menghindari faktor risiko kanker leher rahim terutama dengan menghindari perilaku seksual berisiko untuk terinfeksi HPV seperti berikut ini :

·         Tidak berganti - ganti pasangan seksual
·         Tidak melakukan hubungan seksual pada usia dini (kurang dari 20 tahun)
·         Hindari terpapar asap rokok (aktif dan pasif)
·         Menindaklanjuti hasil pemeriksaan IVA/pap smear yang hasilnya positif
·         Lakukan vaksinasi HPV


Post a Comment

0 Comments