KOMUNIKASI, HAK PASIEN DAN DUKUNGAN EMOSIONAL

Kehamilan merupakan saat yang menyenangkan dan dinanti-nantikan, tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Pembicaran sccara efektif kepada ibu dan keluarganya dapat membantu membangun kepereayaan kepada petugas kesehatan.



KOMUNIKASI

Komunikasi yang baik akan sangat membantu terbinanya hubungan antarmanusia yang serasi di antara pasien dengan penolong. Keserasian hubungan pasien-penolong. sangat diperlukan dalam memperoleh rasa saling percaya. Informasi yang diperoleh penting untuk membantu menentukan diagnosis, menjalankan proses, dan melakukan evaluasi hasil pengobatan.

Tingkat kesabaran yang tinggi dan teknik berkomunikasi yang efektif merupakan syarat yang harus dimiliki oleh penolong atau petugas kesehatan dalam menghadapi orang yang sedang sakit. Selain mengalami gangguan fisik, pasien juga akan mengalami gangguan psikis atau ketegangan jiwa sehingga sebagian besar dari mereka akan sulit melakukan komunikasi secara baik. Empati, perhatian, dan perilaku positif pcnolong, dapat meringankan beban psikis pasien selama proses komunikasi berlangsung.

Komunikasi juga merupakan salah satu bentuk kewajiban penolong, terhadap hak pasien untuk memperoleh informasi objektif dan lengkap tentang apa yang sedang dialaminya, upaya yang akan atau sedang dilakukan olch penolong, dan hasil tindakan/pengobatan yang telah dibeikan. Oleh sebab itu, komunikasi harus selalu dilangsungkan dalam berbagai tahapan yaitu: 
  1. sebelum pengobalan dilakukan. 
  2. selama proscdur klinik. 
  3. setelah tindakan atau pengubatan.

HAK-HAK PEREMPUAN 

Petugas keseharan harus menyadari hak-hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan, yaitu: 
  • Setiap perempuari/ibu penerima asuhan mempunyai hak mendapatkan keterangan mengenai kesehatannya
  • Setiap perempuan/ibu mempunyai mendiskusikan keprihatinannya di dalam lingkungan di mana ia merasa percaya. 
  • Setiap perempuan/ibu harus mengetahui sebelumnya_jenis_prosedur yang akan dilakukan.
  • Prosedur harus dilaksanakan didalam suatu lingkungan (misalnya kamar bersalin) supaya hak ibu untuk mendapatkan privasi dihormati. 
  • Setiap perempuan/ibu harus dibuat senyaman mungkin_ketika menerima layanan. 
  • Setiap perempuan/ibu mempunyai hak untuk mengutarakan, pandangan dan pilihan mengenai layanan yang diterimanya.

Petunjuk Berkomunikasi 

Apabila petugas kesehatan membicarakan kepada ibu mengenai kehamilannya atau komplikasi, ia harus menggunakan teknik komunikasi dasar. Teknik-teknik ini membantu petugas kesehatan menegakkan kejujuran, perhatian, dan hubungan kepercayaan terhadap si ibu. Jika si ibu mempercayai petugas kesehatan, kemungkinan besar ia akan kembali untuk melahirkan atau segeradatang awal jika terjadi komplikasi.  Gunakanlah teknik komunikasi dasar berikut :
  • Beri salam dan perkenalkan diri Anda. 
  • Lakukan kontak mata. 
  • Jaga harkat dan martabat pasien.
  • Budayakan perilaku positif
  • Gunakan teknik mendengar aktif, jangan menyela atau memotong pembicaraan. 
  • Beri kesan bahwa Anda sedang mendengar dan mencoba mengerti apa yang telah dikatakan oleh pasien.
  • Jawablah pertanyaan sesuai dengan apa yang ingin diketahuinya
  • Beri penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan ringkas
  • Jangan gunakan bahasa medis atau istilah yang sulit dipahami
  • Tunjukkan perhatian dengan isyarat, mendekat atau komunikasi nonverbal lainnya.

Rasa Saling Percaya dan Privasi 

Termasuk dalam rasa.saling percaya di antara pasien-penolong adalah upaya untuk menjaga kerahasiann semua informasi yang hanya boleh diketahui oleh penolong atau oleh pasien sendiri. Apabila diperlukan, komunikasi hanya berlangsung di antara pasien-penolong saja. Keterbukaan, rasa aman, dan jaminan kerahasiaan informasi hanya mungkin dilaksanakan pada suasana yang bcrsifat pribadi atau adanya privasi bagi pasien.

PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI DAN DUKUNGAN EMOSIONAL 

Situasi kegawatdaruratan sering kali sangat mengganggu pihak yang berkepentingan dan dapat menimbulkan berbagai emosi yang menghasilkan konsekuensi yang signi-fikan. Komunikasi dan empati yang ikhlas kemungkinan merupakan kunci vang paling penting untuk layanan yang efektif dalam situasi kegawatdaruratan.

Saat terjadi 

  • Dengarkanlah keluhan-keluhan mereka Ibu atau pihak keluarga memerlukan kesempatan untuk dapat membicarakan duka mereka. 
  • Jangan ubah topik pembicaraan dan berpindah ke masalah yang lebih mudah atau lebih tidak menyakitkan, tetapi tunjukkan empati Anda. 
  • Beri tau kepada ibu atau pihak keluarga mengenai apa terjadi sebanyak mungkin yang Anda dapat. Pemahaman mengenai situasi dan penatalaksanaannya dapat mengurangi kecemasan mereka dan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi apa yang akan terjadi selanjutnya. 
  • Jujurlah, Jangan ragu-ragu untuk mengakui bahwa Anda tidak tahu. Menjaga kepercayaan lebih utama daripada mempertahankan sikap tahu segalanya.
  • Jangan mengalihkan masalah ke perawat atau dokter junior. 
  • Pasrikan hahwa ibu tersebut mempunyai pendamping yang ia sukai dan jika dimungkinkan mendapat petugas kesehatan yang sama selama persalinan. Pendamping yang mendukung dapat membantu ibu tersebut untuk berani menghadapi ketakutan dan rasa sakit, serta menghilangkan rasa kesepian dan stres. 
  • Bila memungkinkan anjurkan pendamping untuk mengambil peran aktif dalam asuhan. Minta pendamping agar duduk di bagian atas tempat tidur untuk memberi kesempatan pendamping menunjukkan perhatian serta kasih kepada ibu tersebut. 
  • Selama dan setelah kegawatdaruratan, berikan privasi sebanyak mungkin kepada ibu dan keluarganya

Setelah terjadi 

  • Sediakan bantuan praktis, dukungan informasi dan emosional. 
  • Hargai kepercayaan dan adat kebiasaan serta penuhi kebutuhan keluarga sedapat mungkin.
  • Sediakan konseling untuk ibu tersebut dan keluarganya, 
  • Jelaskon masalah yang ada untuk membantu mengurangi kecemasan dan perasaan bersalah. Banyak ibu atau keluarga menyalahkan diri mereka scndiri atas apa yang tetah terjadi. 
  • Dengar dan tunjukkan pengertian serta simpati terhadap perasaan ibu. Komunikasi nonverbal kadang-kadang lebih bernilai daripada kata-kata. Belaian lembut pada tangan atau raut wajah penuh perhatian dapat berarti segalanya. 
  • Ulangi informasi beberapa kali dan jika mungkin berikan informasi sccara tertulis. karena orang yang merasakan suatu kegawatdaruratan tidak akan mengingat apa yang dikatakan kcpada mereka saat itu
  • Penyedia layanan kesehatan mungkin merasa marah, bersalah, berduka, sakit, dan rrustrasi dalant menghadapi kegawatdaruratan schingga mercka cenderung meng-hindari ibu tersebut atau keluarganya. Tunjukkan hahwa emosi bukanlah suatu kelemahan. 
  • Ingatiah untuk menjaga perasaan staf lain yang juga mungkin pernah mengalami perasaan bersalah, duka. bingung, scrta emosi lainnya.

MORTALITAS DAN MORBIDITAS MATERNAL

Mortalitas Maternal 

Kematian seorang ibu dalam proses persalinan atau oleh akibat lain yang berhubungan dengan kehamilan merupakan suatu pengalaman yang menyedihkan bagi keluarga dan anak yang ditinggalkannya. Sebagai tambahan untuk prinsip di atas, ingatlah hal-hal berikut ini.

Saat terjadi 

  • Berikan dukungan psikologis selama ibu tersebut sadar atau bahkan pada saar kesadarannya mulai turun mengenai apa yang terjadi dan apa yang mungkin akan terjadi. 
  • jika kematian tidak dapat dihindarkan, lebih baik memberikan dukungan dari sudut peraban dan spiritualnya daripada hanya memusatkan diri pada asuhan kegawat-daruratan medik. 
  • Berikan pengobatan dcngan terap selalu menjaga martabat dan kehormaran ibu tersebut. meskipun ia sudah tidak sadar atau meninggal.

Setelah terjadi 

  • Biarkan suami atau keluarga menunggu di dekat jennzah. 
  • Bantulah keluarga untuk persiapan pemakaman, dan pastikan apakah mereka telah memiliki semua dokumen yang dibutuhkan.
  • Jelaskan mengernai apa yang terjadi dan jawablah semua pertanyaan, tawarkan kesempatan kepada keluarga untuk kembali dan bertanya.

Mortalitas Maternal yang Berat

Persalinan kadang meninggalkan trauma baik fisik maupun mental kepada ibu yang bersangkutan

Saat terjadi 

  • Jika memungkinkan libatkan ihu dan keluarganya dalam proses persalinan, khususnya jika sesuai dengan adat setempat. 
  • Jika mcmungkinkan pastikan bahwa staf lainnya memperhatikan perasaan dan informasi yang dibutuhkan oleh si ibu dan suaminya.

Setelah terjadi 

  • Jelaskan mengenai kondisi dan pengobatannya schingga dapat dimengerti benar oleh ibu tersebut dan suaminya. 
  • Siapkan pengobatan atau rujukan jika terdapat indikasi. 
  • Atur kunjungan berikutnya untuk melihat kemajuan dan mendiskusikan pilihan yang ada

MORTALITAS ATAU MORBIDITAS NEONATAL

Dalam praktek dukungan emosional bagi ibu yang tengah mengalami kegawat-daruratan obstetrik dan jika terjadi kematian bayi atau bayi lahir abnonnal beberapa faktor spesifik perlu dipertimbangkan.

Kematian Intrauterin atau I.ahir Mati 

Banyak faktor yang mempengaruhi reaksi seorang ibu terhadap kematian bayinya, seperti : 
  • riwayat obstetrik sebelumnya serta riwayat hidup ibu tersebut. 
  • sampai sejauh mana ia menginginkan bayi tersebut, 
  • kejadian sekitar proses kelahiran dan penyebab kematian. 
  • pengalaman kematian sebelumnya.

Saat terjadi 

  • Hindarkan penggunaan sedatif dalam membantu ibu menghadapi peristiwa tersebut. Sedatif akan menunda. keikhlasan menerima fakta kematian dan merasakan terkenang lagi nantinya — merupakan bagian dari proses penyembuhan emosi — menjadi lebih sulit
  • Biarkan pasien melihot usaha yang dilakukan oleh tenaga medis dalam menolong si bayi.  
  • Biarkan ibu atau suaminya untuk melihnt dan memeluk bayinya dalam mencurahkan rasa duka, kecuali jika ibu tidak tega melihat bayi dengan cacat bawaan.
  • Siapkan orang tua untuk kemungkinan adanya keadaan yang mengganggu atau sesuatu yang tidak diharapkon dari bayinya (merah. keriput, kulit terkelupas). Bila mungkin, selimuti bayi tersebut sehingga tampak normal pada pandangan pertama. 
  • Jangan pisahkan Ibu dengan bayinya terlalu cepat (sebelum ia siap), karena hal ini dapat mengganggu dan memperpanjang proses berduka. 

Setelah terjadi 

  • Biarkan ibu atau keluarga bersama bayinya. Orang tua dari bayi yang meninggal masih perlu mengenali bayinya.
  • Orang berduka dengan cara yong berbeda-beda, tetapi untuk banyak orang kenangan adalah yang terpenting. Tawarkan pada ibu tcrsebut atau keluarganya barang-barang kenangan seperti potongan rambut dan tanda nama bayi.
  • Pada daerah di mana ada kebiasaan memberi nama bayinya pada saat lahir, anjurkan orang tua untuk menamai bayi mercka sesuai dengan nama yang mereka pilih. 
  • Biarkan ibu tersebut atau keluarganya menyiapkan bayi untuk pcmakaman jika mereka menghendaki. 
  • Anjurkan acara pemakaman sesuai dengan adat kebiasaan setempat dan pastikan tindakan medis (seperti otopsi) tidak mengganggu mereka. 
  • Atur diskusi dengan ibu dan suaminya untuk membicarakan kejadian ini dan pencegahan yang perlu dilakukan untuk masa mendatang. 

MORBIDITAS PSIKOLOGIS 

Beban emosional pascalahir merupakan hal yang biasa ditemui setelah kehamilan. Hal ini sangat bervariasi, mulai dari gangguan perasaan sendu yang ringan (ditemui pada sekitar 80% rbu) sampai  depresi postpartum  psikosis. Psikosis postpartum dapat menjadi ancaman bagi si ibu maupun bayinya. 

Depresi Postpartum

Depresi_postpartum mempengaruhi sekitar 15% ibu dan khususnya terjadi pada minggu dan bulan-bulan awal postpartum dan dapat bertahan sampai satu tahun atau lebih. Depresi bukan satu-satunya gejala yang ada mcskipun biasanya jelas terlihat. Gejala lainnya meliputi kelelahan, mudah marah, kesedihan, kurangnya energi dan motivasi. adanya perasaan tidak mendapat bantuan dan putus asa hilangnya libido dan nafsu makan. serta adanya gangguan tidur. Sakit kepala. asma, nyeri punggung, adanya cairan dari vagina dan nyeri abdomen juga dapat ditemui. Gejala lain yang dapat timbul yailu adanya pikiran obsesional, ketakutan akan melukai diri sendiri ataupun bayinya, terpikir untuk bunuh diri, dan depersonalisasi. 

Prognosis untuk depresi postpartum cukup baik diatasi dengan diagnosis dini dan terapi. Lebih dari dua pertiga ibu sembuh dalam satu tahun. Adanya orang yang menemani sclama proses persalinan dapat menghindarkun ierjadinya depresi postpanum. 

Setelah pemulihan, ibu yang mengalami depresi postpartum membutuhkan konseling psikologis dan bantuan praktis. Umumnya dengan cara: 
  • Berikan dukungan psikologis dan bantuan nyata (pada bayi dan asuhan di rumah). 
  • Dengarkan dan berikan dukungan serta besarkan hati ibu. 
  • Yakinkan si ibu bahwa pengalaman tersebut merupakan hal biasa dan banyak ibu lain yang mengalami hal yang sama. 
  • Bantulah si ibu untuk mernikirkan kembali gambaran keibuan dan bantulah pasangan ini untuk memikirkan peran masing-masing scbagai orang tua baru. Mereka mungkin perlu untuk menyesuaikan apa yang diharapkan dan kegiatan mereka. 
  • Jika depresinya cukup parah, pertimbangkan pemberian obat-obatan anti depresan jika ada. Perlu diperhatikan bahwa obat-obatan tersebut dapat diberikan melalui air susu dan proses menyusui perlu dikaji ulang. 
Sumber : Buku Panduan praktis Pelayanan kesehatan Maternal Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

komunikasi dan hak pasien
kewajiban dan hak pasien
hak pasien dan keluarga pdf
hak pasien dan keluarga ada berapa
hak pasien dan keluarga adalah
hak dan kewajiban pasien ada berapa
buku komunikasi kesehatan
buku komunikasi dalam keperawatan
hambatan komunikasi dokter-pasien
buku komunikasi dalam praktik kebidanan
komunikasi pasien dan perawat
contoh komunikasi dokter dengan pasien
contoh komunikasi perawat dan pasien
hak dan kewajiban pasien dan dokter
komunikasi dokter dan pasien
ebook komunikasi kesehatan
e-rikkes harus datang
cara komunikasi dengan pasien gangguan jiwa
gangguan komunikasi keperawatan
hak dan kewajiban pasien dalam hukum kesehatan
hak pasien dan keluarga ppt
komunikasi pasien igd
hak pasien dan keluarga
hak dan kewajiban pasien jurnal
sk komunikasi dan koordinasi
sk hak dan kewajiban pasien terbaru
sk hak dan kewajiban pasien
sk hak dan kewajiban pasien puskesmas
manajemen komunikasi dan edukasi
manajemen komunikasi dan edukasi rumah sakit
hak pasien dan keluarga menurut undang-undang
peran perawat dan hak pasien dalam pemberian obat
hak dan kewajiban pasien dan perawat
sp komunikasi pada remaja
sp komunikasi
sp komunikasi terapeutik
sp komunikasi pada lansia
spo komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga
rekam medis hak pasien
hak pasien dan keluarga terbaru
uu hak pasien dan keluarga
uu tentang hak pasien
uu hak dan kewajiban pasien
permenkes tentang hak dan kewajiban pasien
permenkes tentang hak dan kewajiban pasien di puskesmas
permenkes tentang hak pasien dan keluarga
komunikasi dokter pasien
hak pasien dan keluarga snars
hak2 pasien
3 konsep dasar komunikasi
sebutkan 3 hak pasien yang sangat mempengaruhi cara kerja dokter
3 hambatan komunikasi interpersonal
4 model komunikasi dokter-pasien
panduan komunikasi efektif di rumah sakit
4 langkah komunikasi terapeutik
5 hak dan kewajiban pasien
5 hak pasien
5 komunikasi efektif
5 konsep dasar komunikasi
6 prinsip komunikasi dalam islam
6 keselamatan pasien di rs
6 pasien safety
7 komunikasi efektif
7 kompetensi dasar rekam medis
7 konsep komunikasi organisasi
7 kompetensi rekam medis
dasar komunikasi kesehatan
sistem komunikasi kesehatan
9 perilaku komunikasi

Post a Comment

0 Comments