KARTU SKOR PUDJI ROCHJATI (KSPR)

Upaya skrining antenatal deteksi dini terhadap kehamilan resiko tinggi, dapat dilakukan dengan menggunakan instrument bantu Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR).

Pengertian KSPR


Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) yaitu berupa kartu skor yang digunakan sebagai alat skrining antenatal berbasis keluarga guna menemukan faktor risiko ibu hamil, yang selanjutnya dilakukan upaya terpadu untuk menghindari dan mencegah kemungkinan terjadinya upaya komplikasi obtetrik pada saat persalinan. Diharapkan setiap ibu hamil mempunyai buku KIA yang dilengkapi dengan satu kartu skor yang pelaksanaannya dipantau oleh tenaga kesehatan, kader posyandu, maupun ibu-ibu anggota/pengurus PKK (Kostania, 2015).




Tujuan KSPR


Menurut Kostania (2015) tujuan KSPR yaitu :

  • Membuat pengelompokkan dari ibu hamil (KRR, KRT, KRST) agar berkembang perilaku kebutuhan tempat dan penolong persalinan sesuai dengan kondisi dari ibu hamil.
  • Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat agar peduli dan memberikan dukungan dan bantuan untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi untuk melakukan rujukan terencana.

Fungsi KSPR


Menurut Kostania (2015) fungsi KSPR meliputi :

  • Sebagai alat skrining antenatal deteksi dini faktor resiko pada ibu hamil resiko tinggi.
  • Sebagai alat pemantauan dan pengendalian ibu hamil selama kehamilan.
  • Sebagai media pencatatan kondisi ibu selama kehamilan, persalinan, nifas, dan kondisi bayi/ anak.
  • Sebagai pedoman untuk memberikan penyuluhan.
  • Sebagai alat untuk validasi data kehamilan, persalinan, nifas dan perencanaan KB.

Klasifikasi Jumlah Skor pada KSPR


Berdasarkan jumlah skor kehamilan menurut Kostania (2015) dibagi menjadi tiga kelompok:

Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2


Kehamilan resiko rendah adalah kehamilan tanpa masalah/ faktor risiko, fisiologis dan kemungkinan besar diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat. Tempat persalinan dapat dilakukan di rumah maupun di polindes, tetapi penolong persalinan harus bidan, dukun membantu perawatan nifas bagi ibu dan bayinya.

Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10


Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun janinnya, memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat. Ibu PKK/ kader memberi penyuluhan agar pertolongan persalinan oleh bidan atau dokter di Puskesmas, di Polindes atau Puskesmas, atau langsung dirujuk ke Rumah Sakit.


Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12


Kehamilan resiko sangat tinggi adalah kehamilan dengan faktor risiko: Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi jiwa ibu dan atau banyinya, membutuhkan rujukan tepat waktu dan tindakan segera untuk penanganan adekuat dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya. Ibu diberi penyuluhan untuk kemudian dirujuk guna melahirkan di Rumah Sakit dengan alat lengkap dan dibawah pengawasan dokter spesialis.



Cara Pemberian Skor pada KSPR


Menurut Kostania (2015) cara pemberian skor pada pengisian KSPR adalah sebagai berikut :

a) Skor 2 : Kehamilan Risiko Rendah (KRR)

Skor 2 diberikan sebagai skor awal, untuk umur dan paritas pada semua ibu hamil.


b) Skor 4: Kehamilan Risiko Tinggi (KRT)

Skor 4 diberikan untuk setiap faktor risiko pada klasifikasi KRT.


c) Skor 8: Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST)

Skor 8 diberikan pada ibu hamil dengan bekas operasi sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan antepartum dan preeklamsia berat/ eklamsia.



Batasan Faktor Risiko


Menurut Kostania (2015) batasan faktor risiko dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:

Ada Potensi Gawat Darurat/ APGO (kehamilan yang perlu diwaspadai)


  1. Primi muda (Hamil pertama < 16 tahun)
  2. Primi tua (Hamil pertama setelah lama nikah > 4 tahun)
  3. Umur ibu > 35 tahun
  4. Anak terkecil < 2 tahun
  5. Primi tua sekunder (persalinan terakhir > 10 tahun)
  6. Grande multi (melahirkan > 4 kali)
  7. Tinggi Badan <145 cm
  8. Riwayat Obstetri Jelek (ROJ)
  9. Bekas operasi sesar
  10. Persalinan yang lalu dengan tindakan

Ada Gawat Obstetri / AGO (tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas)


  1. Penyakit pada ibu hamil (anemia, malaria, TBC, payah jantung, DM, HIV/AIDS, Toksoplasmosis)
  2. Pre-Eklamsia ringan
  3. Hamil kembar/Ganda
  4. Hidramnion (Polihidramnion)
  5. Janin mati dalam rahim (Intra Uterine Fetal Death / IUFD)
  6. Hamil serotinus / Hamil lebih bulan
  7. Letak sungsang dan Letak lintang

Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO (Ada ancaman nyawa ibu dan bayi)

  1. Perdarahan antepartum
  2. PreEklamsia berat / Eklamsia

Post a Comment

0 Comments