ILMU SOSIAL, ILMU PERILAKU DAN KESEHATAN MASYARAKAT

A. PengertianIlmu Sosial, Ilmu Perilaku, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat



Ilmu Sosial.  


Ilmu sosial adalah ilmu yang mencakup semua aspek didalam kehidupan mulai dari sifat seseorang atau individu, interaksi antar individu, antara individu dan kelompok, dan interaksi antara kelompok dan kelompok.

Pengertian ilmu sosial menurut para ahli, diantaranya sebagai berikut ini:
  • Menurut, Achmad Sanusi ~ Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis & biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah.
  • Lalu menurut, Peter Herman ~ Ilmu Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan namun tetap merupakan sebagai satu kesatuan.
  • Dan menurut, Gross ~ Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat & pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.

Ilmu Perilaku.

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, marah, tertawa, menulis, tidur, ke sekolah, kuliah, membaca, dan sebagainya. Perilaku manusia adalah semua kegiatan dan aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Beberapa ringkasan teori perilaku dapat dikemukakan misalnya teori: Burrhus Frederic (B. F.) Skinner (Maret 20, 1904 – Agustus 18, 1990) seorang Amerika dan lebih merupakan teroretisi induksi ketimbang deduksi, seorang ahli psikologi, ahli ilmu perilaku, filsuf Profesor Psikologi pada Harvard University dari 1958 dan pensiun hingga 1974. Teori yang dikemukakan antara lain bahwa perilaku dapat diprediksi dan dikontrol. Salah satu teorinya, perilaku merupakan Respons (R) seseorang terhadap rangsangan atau stimulus (S) pada lingkungan tertentu.

Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004).

Ilmu perilaku adalah cabang dari ilmu-ilmu sosial yang sasaran/objeknya adalah perilaku manusia. Jika ilmu sosial mencakup bidang-bidang dari ilmu politik, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi dan psikologi, maka ilmu perilaku hanyalah terdiri dari 3 cabang ilmu, yaitu psikologi, antropologi dan sosiologi, mengingat bahwa perilaku manusia sangatlah dipengaruhi oleh aspek-aspek kejiwaan, kemasyarakatan dan kebudayaan.

Psikologi ialah suatu ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek kejiwaan dan kepribadian individu dan kelompok.Bidang cakupannya ialah proses mental / emosional dan karateristik perilaku individu maupun kelompok.Antropologi mempelajari perkembangan evolusi manusia yang mencakup unsur fisik, sosial dan budayanya.Sesuai dengan bidang orientasinya, antropologi dapat dibedakan dalam antropologi fisik, antropologi sosial dan antropologi budaya. Sedangkan antropologi medis mengkhususkan diri pada studi tentang pengaruh unsur budaya tentang penghayatan masyarakat tentang penyakit atau kesehatan. Sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara individu dengan kelompok (mulai dari keluarga sampai dengan kelompok masyarakat yang kompleks), struktur sosial, serta meneropong proses-proses sosial, termasuk perubahan sosial.

Ilmu Kesehatan Masyarakat.


Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang masa hidup, dan meningkatkan derajat kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk: 
  1. perbaikan sanitasi lingkungan, 
  2. pemberantasan penyakit menular, 
  3. pendidikan untuk kebersihan perorangan, 
  4. pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan,
  5. pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kehidupan yang layak dalam memelihara kesehatannya.

Definisi kesehatan masyarakat menurut U. F Achmadi (2005, 2012)

Kesehatan masyarakat adalah semua upaya yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan menggunakan serangkaian upaya yang sekurang-kuranganya terdiri dari unsur-unsur atau ciri-ciri :

  1. Berbasis masyarakat
  2. Berorientasi pencegahan dan/atau peningkatan derajat kesehatan
  3. Dilaksanakan secara lintas disiplin atau bekerja sama dengan sektor non-kesehatan
  4. Adanya keterlibatan masyarakat atau partisipasi masyarakat
  5. Terorganisir dengan baik.

Dapat pula dirumuskan bahwa kesehatan masyarakat adalah, serangkaian upaya untuk menyehatkan sekelompok atau keseluruhan penduduk, berorientasi pencegahan dan/atau peningkatan, dilakukan secara lintas sektor atau lintas disiplin, dan melibatkan masyarakat serta terorganisir dengan baik.

Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.

Banyak disiplin ilmu yang dijadikan sebagai dasar ilmu kesehatan masyarakat antara lain, Biologi, Kimia, Fisika, Kedokteran, Kesehatan Lingkungan, Sosiologi, Pendidikan, Psikologi, Antropologi, dan lain-lain. Berdasarkan kenyataan ini maka ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin. Namun secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama Ilmu

Kesehatan Masyarakat ini antara lain :

  1. Administrasi Kesehatan Masyarakat.
  2. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
  3. Biostatistik/Statistik Kesehatan.
  4. Kesehatan Lingkungan.
  5. Gizi Masyarakat.
  6. Kesehatan Kerja.
  7. Epidemiologi.

Mengapa ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multi disipliner, karena memang pada dasarnya Masalah Kesehatan Masyarakat bersifat multikausal, maka pemecahanya harus secara multidisiplin.Oleh karena itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. (Notoatmodjo, 2003).

 



B. Hubungan Antara Kesehatan Masyarakat Dengan Ilmu Sosial dan Ilmu Perilaku


Pengembangan ilmu sosial dan perilaku pada abad ke-19 dan ke-20 sangat berhubungan dengan perkembangan kesehatan masyarakat.Bidang studi ini berbagi kepercayaan mendasar yang memahami organisasi dan motivasi di balik kekuatan sosial, bersama dengan pemahaman yang lebih baik dari perilaku individu, dapat digunakan untuk meningkatkan kehidupan individu, serta orang-orang dari masyarakat secara keseluruhan.

Perkembangan abad ke-19 ilmu sosial dan perilaku, serta kesehatan masyarakat, tumbuh dari Revolusi industri di Eropa, dan kemudian di Amerika. Itu didasarkan pada upaya untuk mengatasi kesenjangan sosial dan ekonomi yang dikembangkan selama periode ini dan memberikan struktur intelektual dan institusional untuk apa itu dan sekarang disebut keadilan sosial. Keadilan sosial berarti masyarakat yang memberikan perlakuan yang adil dan bagian yang adil dari manfaat masyarakat untuk individu dan kelompok individu.Awal reformis kesehatan masyarakat menganjurkan untuk keadilan sosial dan melihat kesehatan masyarakat sebagai aspek integral dari itu.

Link intelektual antara ilmu-ilmu sosial dan perilaku dan kesehatan masyarakat begitu mendasar dan begitu dalam sehingga sering diambil untuk diberikan. Sebagai mahasiswa dengan kesempatan untuk belajar tentang kedua ilmu sosial dan kesehatan masyarakat, penting untuk memahami kontribusi kunci bahwa ilmu-ilmu sosial dapat membuat kesehatan masyarakat.Hal ini tidak berlebihan untuk melihat kesehatan masyarakat sebagai aplikasi dari ilmu-ilmu sosial, yaitu, sebagai ilmu sosial terapan.Tabel 4.1 merangkum banyak kontribusi bahwa ilmu-ilmu sosial membuat kesehatan masyarakat.

 

Tabel 4.1

Contoh Kontribusi Dari Ilmu-Ilmu Sosial Dan Perilaku Kesehatan Masyarakat

Disiplin Ilmu Sosial

Contoh Kontribusi Disiplin Untuk Kesehatan Masyarakat

Psikologi

Teori perilaku asal mula dan pengambilan risiko kecenderungan dan metode untuk mengingatkan perilaku individu dan sosial

Sosiologi

Teori perkembangan sosial, perilaku organisasi, dan sistem pemikiran. Dampak sosial pada perilaku individu dan kelompok.

Antropologi

Pengaruh sosial dan budaya pada individu dan populasi pengambilan keputusan bagi kesehatan dengan perspektif global.

Ilmu Politik/Kebijakan Publik

Pendekatan untuk pemerintah dan kebijakan keputusan terkait kesehatan masyarakat. Struktur untuk analisis kebijakan dan dampak dari pemerintah pada pengambilan keputusan kesehatan masyarakat.

Ekonomi

Memahami dampak ekonomi mikro dan makro terhadap kesehatan masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan

Komunikasi

Teori dan praktek komunikasi massa dan pribadi serta peran media dan dalam mengkomunikasikan informasi kesehatan dan risiko kesehatan.

Demografi

Memahami perubahan demografis populasi global akibat penuaan, migrasi, dan perbedaan dalam tingkat kelahiran, ditambah dampaknya terhadap kesehatan dan masyarakat

Geografi

Pemahaman dampak geografi pada penyakit dan faktor-faktor penentu penyakit, serta metode untuk menampilkan dan pelacakan lokasi terjadinya penyakit

 

C. Status Sosial Ekonomi Mempengaruhi Status Kesehatan


Status kesehatan, setidaknya yang diukur dengan harapan hidup, sangat terkait dengan status sosial ekonomi.Umur panjang lebih besar dikaitkan dengan status sosial yang lebih tinggi dengan gradien meningkatkan umur panjang dari rendah ke tinggi pada skala sosial ekonomi.

Hal ini juga penting untuk menyadari bahwa dampak sosial ekonomi tidak semata-mata terkait dengan pendapatan seseorang di atas tingkat pendapatan ambang batas tahunan sekitar $ 10,000 per orang, asosiasi umur panjang dengan pendapatan terbaik dijelaskan oleh perbedaan pendapatan, daripada tingkat absolut. Dengan demikian, negara-negara maju dengan kesenjangan yang lebih kecil dari pendapatan, seperti Jepang, Swedia, dan Kanada, memiliki umur panjang rata-rata lebih besar dan kesenjangan yang lebih kecil dalam umur panjang antara warga terkaya dan termiskin mereka daripada dibandingkan dengan negara seperti Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, kesenjangan yang lebih besar dalam pendapatan dan umur panjang ada antara terkaya dan termiskin warga. Namun, keragaman yang sangat besar dari populasi Amerika Serikat dalam hal budaya dan agama serta tingkat sosial ekonomi juga dapat membantu menjelaskan perbedaan dalam umur panjang.

Kekayaan ekonomi yang lebih besar biasanya berarti akses ke kondisi hidup sehat.Sanitasi, kurang berkerumun, akses yang lebih besar ke perawatan kesehatan, dan metode yang lebih aman untuk memasak dan makan semua sangat terkait dengan status yang lebih tinggi ekonomi di dikembangkan, serta negara-negara berkembang.

Individu dari status sosial ekonomi rendah lebih mungkin untuk terkena bahaya kesehatan di tempat kerja dan di lingkungan fisik melalui paparan racun di udara yang mereka hirup, di air yang mereka minum, dan dalam makanan yang mereka makan.

Faktor-faktor ini, sementara penting, menjelaskan hanya sekitar setengah dari perbedaan diamati dalam harapan hidup antara individu-individu dari status sosial ekonomi yang berbeda. Misalnya, tingkat penyakit jantung koroner yang jauh lebih tinggi di antara orang-orang dari status sosial ekonomi rendah, bahkan setelah memperhitungkan merokok akun rokok, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol, dan jumlah gula darah.

Penelitian yang cukup sekarang sedang diarahkan untuk lebih memahami ini dan lainnya efek status sosial ekonomi.Satu teori menunjukkan bahwa kontrol sosial dan partisipasi sosial dapat membantu menjelaskan perbedaan-perbedaan substansial dalam kesehatan.Ini menyatakan bahwa kontrol atas pengambilan keputusan individu dan kelompok jauh lebih besar di antara individu dari status sosial ekonomi yang lebih tinggi.Teori ini menyatakan bahwa kemampuan untuk mengendalikan hidup seseorang mungkin terkait dengan perubahan biologis yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit.Penelitian tambahan diperlukan untuk mengkonfirmasi atau menolak teori ini dan / atau memberikan penjelasan yang memadai untuk perbedaan ini penting, namun dijelaskan, dalam kesehatan berdasarkan status sosial ekonomi.

Contoh:


Tipe

Contoh

Kondisi tempat tinggal

Peningkatan sanitasi, pengurangan kesesakkan, metode pemanasan dan memasak

Kesempatan pendidikan secara keseluruhan

Pendidikan adalah asosiasi terkuat dengan perilaku kesehatan dan hasil kesehatan.

Mungkin karena apresiasi yang lebih baik dari faktor yang terkait penyakit dan kemampuan yang lebih besar untuk mengendalikan faktor-faktor ini.

Kesempatan pendidikan untuk wanita

Pendidikan untuk wanita memiliki dampak pada kesehatan anak dan keluarga

Pajanan

Pekerjaan sosial ekonomi rendah secara tradisional dikaitkan dengan peningkatan paparan risiko kesehatan

Akses terhadap barang dan jasa

Kemampuan untuk mengakses barang, seperti perangkat pelindung dan makanan berkualitas tinggi dan jasa, termasuk jasa medis dan sosial untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan

Ukuran keluarga

Ukuran keluarga besar mempengaruhi kesehatan dan secara tradisional dikaitkan dengan status sosial ekonomi rendah dan dengan status kesehatan yang lebih rendah

Paparan perilaku berisiko tinggi

Keterasingan sosial yang berhubungan dengan kemiskinan dapat berhubungan dengan kekerasan, obat-obatan, perilaku berisiko tinggi lainnya

Lingkungan

Status sosial ekonomi rendah yang berhubungan dengan paparan yang lebih besar untuk polusi lingkungan, bencana alam, dan bahaya lingkungan binaan

 



D. Budaya dan Agama Mempengaruhi Status Kesehatan


Budaya


Budaya, adalah arti luas, membantu orang membuat penilaian tentang dunia dan keputusan tentang perilaku. Budaya mendefinisikan apa yang baik atau buruk, dan apa yang sehat dan tidak sehat. Hal ini mungkin berhubungan dengan pola gaya hidup, keyakinan tentang risiko, dan keyakinan tentang tipe tubuh. Misalnya, jenis tubuh besar di beberapa budaya melambangkan kesehatan dan kesejahteraan, tidak kelebihan berat badan atau kondisi negatif lainnya.

Budaya secara langsung mempengaruhi kebiasaan hidup sehari-hari.Pilihan makanan dan metode persiapan makanan dan pelestarian semua dipengaruhi oleh budaya, serta status sosial ekonomi.

Budaya juga terkait dengan respon individu untuk gejala dan penerimaan intervensi.Dalam banyak budaya, perawatan medis secara eksklusif untuk orang-orang dengan gejala dan bukan merupakan bagian dari pencegahan.Banyak budaya tradisional telah mengembangkan sistem canggih perawatan diri dan pengobatan sendiri didukung oleh keluarga dan penyembuh tradisional. Tradisi ini sangat mempengaruhi bagaimana seorang individu merespon gejala, bagaimana mereka berkomunikasi gejala, dan jenis intervensi medis dan kesehatan masyarakat bahwa mereka akan menerima.

Banyak budaya memungkinkan dan bahkan mendorong penggunaan pendekatan tradisional bersama pendekatan kesehatan medis dan masyarakat Barat.Dalam beberapa budaya, dukun dianggap sesuai untuk masalah kesehatan yang menyebabkan tidak dianggap biologis, tetapi berkaitan dengan spiritual dan lainnya fenomena.Studi terbaru dari alternatif, atau pelengkap, obat telah memberikan bukti bahwa intervensi tradisional tertentu, seperti akupunktur dan osteopathic spesifik dan manipulasi chiropractic, memiliki manfaat yang terukur.Dengan demikian, perbedaan budaya tidak harus dilihat sebagai masalah yang harus ditangani, tetapi lebih sebagai praktik untuk dipahami.

 

 

 

Cara bahwa budaya dapat mempengaruhi kesehatan

Contoh

Budaya terkait dengan praktek-praktek perilaku-sosial dapat menempatkan individu dan kelompok pada peningkatan atau penurunan risiko

Makanan preferensi-vegetarian, diet Mediterania

metode memasak

Sejarah pengikatan kaki di Cina

Mutilasi alat kelamin perempuan

Peran olahraga

Budaya terkait dengan respon terhadap gejala, seperti tingkat urgensi untuk mengenali gejala, mencari perawatan, dan berkomunikasi gejala

Perbedaan budaya dalam perawatan pencarian dan pengobatan sendiri

Sosial, keluarga, dan struktur kerja menyediakan berbagai tingkat dukungan sosial, rendahnya dukungan sosial dapat berhubungan dengan penurunan kualitas kesehatan yang berhubungan dengan kehidupan.

Budaya terkait dengan jenis intervensi yang dapat diterima

Variasi tingkat penerimaan tradisional termasuk ketergantungan pada bantuan Barat diri dan dukun

Budaya terkait dengan respon terhadap penyakit dan intervensi

Perbedaan budaya dalam tindak lanjut, kepatuhan terhadap pengobatan, dan penerimaan hasil yang merugikan

 



Agama


Faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan termasuk agama bersama dengan budaya.Agama dapat memiliki dampak besar pada kesehatan terutama untuk praktik tertentu yang didorong atau dikutuk oleh kelompok agama tertentu.Misalnya, kita sekarang tahu bahwa sunat laki-laki mengurangi kerentanan terhadap HIV / AIDS.Sikap keagamaan yang membenarkan atau mengutuk penggunaan kondom, alkohol, dan tembakau memiliki dampak langsung dan tidak langsung pada kesehatan juga.

Beberapa agama melarang praktek penyembuhan tertentu, seperti transfusi darah atau aborsi, atau benar-benar menolak intervensi medis sama sekali, seperti yang dilakukan oleh ilmuwan christian. Individu agama bisa melihat intervensi kesehatan medis dan masyarakat sebagai gratis untuk praktik agama atau mungkin mengganti doa untuk intervensi medis dalam menanggapi gejala penyakit.

 

Cara agama mempengaruhi kesehatan

Contoh

Agama dapat mempengaruhi praktek-praktek sosial yang menempatkan individu pada peningkatan atau penurunan risiko

Seksual: sunat, penggunaan kontrasepsi

Makanan: menghindari makanan laut, daging babi, daging sapi

Penggunaan alkohol: bagian dari agama dibandingkan dilarang

Penggunaan tembakau: aktif berkecil oleh Mormon dan Advent hari Ketujuh sebagai bagian dari agama mereka

Agama dapat mempengaruhi respon terhadap gejala

Ilmuwan Kristen menolak perawatan kesehatan sebagai respon terhadap gejala

Agama dapat mempengaruhi jenis intervensi yang dapat diterima

Larangan transfusi darah

Sikap terhadap penelitian sel induk

Sikap terhadap aborsi

Akhir perawatan hidup

Agama dapat mempengaruhi respon terhadap penyakit dan intervensi

Peran doa sebagai intervensi untuk mengubah hasil

 



E. Perilaku Sehat Dapat Diubah


Menurut Riegelman (2009) perilaku sehat dapat diubah. Beberapa contoh perubahan perilaku yang menjadi lebih baik yaitu
  • Perubahan perilaku terhadap cara meletakan bayi pada saat tidur yaitu pada tahun 1980 awalnya bayi tidur tengkurap kemudian setelah itu menjadi telentang untuk mengurangi Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) hampir 50% di negara-negara Amerika Serikat.
  • Penggunaan seat belt di Amerika serikat telah meningkat yaitu pada tahun 1970 sebesar 25% menjadi 80% pada saat ini.
  • Di Amerika Serikat pengemudi dalam keadaan mabuk sudah berkurang secara drastis
  • Selama tahun 1990an terjadi peningkatan dalam menggunakan mamografi sebesar 50% untuk mengurangi angka kematian dari kanker payudara.
  • Perilaku merokok di Inggris pada kaum laki-laki berkurang dari 50% menjadi kurang dari 25% pada tahun 1960.

Perubahan perilaku tidak hanya terjadi pada perubahan menjadi lebih baik tetapi perubahan perilaku juga dapat menjadi lebih buruk contohnya yaitu:
  • Di Amerika telah terjadi peningkatan asupan kalori dan mengurangi jadwal olahraga selama tiga dekade terakhir. Hal tersebut menimbulkan meningkatan obesitas sebesar dua kali lipatnya dari sekitar sepertiga seluruh orang dewasa di Amerika.
  • Antara tahun 1960 dan 1990-an, gadis remaja dan wanita dewasa muda meningkat merokok mereka, menundukkan anak-anak mereka yang belum lahir bahaya tambahan berat lahir rendah
  • Remaja dan wanita dewasa diantara tahun 1960 dan 1990an meningkatkan kebiasaan merokok, yang dapat menimbulkan bahaya bagi anak-anak kecil dalam hal penurunan berat badan

 

F. Beberapa Perilaku Sehat Pada Individu Lebih Mudah Berubah


Beberapa perubahan perilaku relatif mudah untuk diubah, sementara yang lain sulit untuk diubah. Untuk mengubah perilaku diperlukan kemampuan untuk mengenali suatu perbedaan.Hal ini relatif mudah ketika salah satu perilaku dapat diganti dengan hal yang mirip tetapi berpotensi menghasilkan hasil yang lebih baik.Misalnya, perubahan dari kandungan acetaminophen (Tylenol) untuk aspirin dalam hal mencegah Sindrom Reye.Hal tersebut merupakan perubahan yang relatif mudah.Selain itu kampanye “back death to sleep” juga perubahan yang relatif mudah dan telah mengurangi angka kematian bayi akibat SIDS.Berdasarkan kedua kasus tersebut, perubahan yang bersifat dapat diterima serta tetap membuat nyaman mengakibatkan perubahan perilaku menjadi lebih mudah untuk dicapai.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, tindakan seperti pengurangan biaya yang diikuti dengan peningkatan ketersediaan atau perbaikan dalam kemudahan menggunakan sesuatu akan membuat perubahan perilaku dapat dengan mudah terjadi. Perubahan perilaku yang paling sulit terjadi yaitu terhadap seseorang memiliki komponen fisiologis, seperti obesitas, atau terhadap unsur aditif yang membuat seseorang menjadi kecanduan seperti merokok.Seseorang yang obesitas harus mengontrol terus berat badannya dalam jangka waktu panjang dan hal tersebut umumnya memiliki tinggkat keberhasilan yang rendah yaitu kurang dari 30%.Selain itu, faktor fisik, sosial, dan ekonomi dapat menjadi hambatan tersendiri dalam perubahan perilaku. Contohnya pelayanan kesehatan tidak dapat diakses maka akan menghampat proses perubahan perilaku. Keberhasilan perubahan perilaku mengharuskan seseorang memahami tentang bagaimana perilaku dapat diubah dan hal apa saja yang bisa kita lakukan untuk membantu perubahan tersebut.

 

G. Merubah Perilaku Pada Individu dan Proses yang Dilalui Seseorang Untuk Merubah Perilakunya

Perubahan perilaku membutuhkan lebih dari motivasi individu dan tekad untuk berubah.Mereka yang ingin berubah membutuhkan dorongan dan dukungan dari kelompok-kelompok mulai dari teman-teman dan keluargauntuk bekerja dan kelompok teman sebaya.Perubahan perilaku mungkin juga memerlukan kebijakan sosial dan harapan yang memperkuat upaya individu.

Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku Individu.
  • Perubahan Alamiah (Natural Change) : Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah. Contoh :perubahan perilaku yang disebabkan karena usia seseorang.
  • · Perubahan terencana (Planned Change) : Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek. contoh : perubahan perilaku seseorang karena tujuan tertentu atau ingin mendapatkan sesuatu yang bernilai baginya.
  • · Kesediaan untuk berubah (Readiness to Change) : Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di dalam organisasi, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut, dan ada sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Contoh : perubahan teknologi pada suatu lembaga organisasi, misal dari mesin ketik manual ke mesin komputer, biasanya orang yang usianya tua sulit untuk menerima perubahan pemakaian teknologi tersebut.

Cara Mengubah Perilaku

Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku oleh WHO dikelompokkan menjadi tiga

Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan (enforcement/regulation)

Misal : dengan adanya peraturan-peraturan/ perundang-undangan yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat. Perubahan ini dapat berlangsung cepat akan tetapi belum tentu berlangsung lama karena perubahan perilaku terjadi tidak atau belum didasari oleh kesadaran sendiri.

Pemberian informasi (education)

Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit, dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut.


Diskusi partisipasi

Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua di atas yang dalam memberikan informasi-informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja tetapi dua arah.

Tahapan Dalam Perubahan Perilaku Individu

Di tahun 1992, Prochaska, DiClemente, and Norcross membuat transtheoretical model of client change. Dalam model ini, mereka mengajukan bahwa terdapat lima tahapan dalam perubahan menuju perilaku yang lebih baik. Tahapan yang selalu dialami tersebut adalah:

  1. Precontemplation: individu tidak menyadari perilakunya atau tidak menyadari bahwa dia perlu berubah, dan mungkin tidak berniat berubah.
  2. Contemplation: Individu mulai menyadari perlunya perubahan dan mulai berpikir serius tentang itu namun dia belum memutuskan untuk melakukannya.
  3. Preparation: individu memutuskan untuk melakukan beberapa tindakan dalam waktu dekat dan mungkin telah melakukan tindakan di waktu yang lalu tapi dia gagal.
  4. Action: Individu telah mulai berhasil dan terlibat dalam tindakan yang mengarah dalam hasil yang diinginkan tapi belum mencapai hasil yang sesuai dengan yang dicitakan.
  5. Maintenance: individu berhasil mencapai tujuannya dan sekarang harus mencoba dalam dua sisi yakni mencegah perilaku lama kambuh dan menkonsolidasikan perubahan-perubahan yang telah dibuat pada fase action.

H. Tahapan Yang Dilalui Oleh Seseorang Untuk Merubah Perilakunya


Tahap pertama, yang disebut precontemplation, menjelaskan bahwa seseorang belum dianggap mengubah perilaku mereka. Pada tahap ini, upaya untuk mendorong perubahan tidak mungkin berhasil. Namun, upaya untuk mendidik dan menawarkan bantuan dikemudian hari dapat menjadi dasar untuk tahap selanjutnya.

Tahap kedua ini, yang dikenal sebagai perenungan, menyiratkan bahwa individu secara aktif berpikir tentang manfaat dan hambatan untuk berubah. Pada tahap ini, informasi difokuskan pada keuntungan jangka pendek dan, serta manfaat jangka panjang, yang dapat sangat berguna. Selain itu, tahap kontemplasi cocok untuk mengembangkan dasar. Menetapkan titik berat masalah untuk mengukur tingkat kemajuan masa depan.

Tahap ketiga disebut persiapan. Selama fase ini individu mengembangkan sebuah rencana tindakan. Pada titik ini, individu akan menetapkan tujuan, mengingat berbagai strategi, dan mengembangkan jadwal. Membantu dalam mengenali dan mempersiapkan hambatan yang tak terduga dapat sangat berguna untuk individu selama fase ini.

Tahap keempat adalah tahap tindakan bila perubahan perilaku terjadi. Ini adalah waktu untuk mempertemukan semua kemungkinan dari luar untuk memperkuat dan menghargai perilaku baru dan membantu masalah atau kemunduran yang terjadi.

Tahap kelima –dan diharapkan sebagai tahab akhir- adalah tahap pemeliharaan dimana perilaku baru menjadi bagian permanen dari gaya hidup seseorang. Tahap pemeliharaan memerlukan pendidikan tentang bagaimana mengantisipasi sifat jangka panjang dari perubahan perilaku, terutama bagaimana untuk menolak godaan untuk tidak melanjutkan perilaku lama.



I. Perubahan Dalam Perilaku Kelompok


Merubah perilaku kelompok dapat dilakukan dengan cara pendekatan pemasaran untuk mencoba untuk lebih memahami dan mengubah perilaku kesehatan kelompok. Pemasaran sosial, penggunaan dan perluasan pemasaran produk tradisional, telah menjadi komponen kunci dari pendekatan kesehatan masyarakat dengan perubahan perilaku. Kampanye pemasaran sosial yang berhasil pertama kali digunakan di negara berkembang untuk mempromosikan berbagai produk dan perilaku, termasuk perencanaan keluarga dan terapi rehidrasi anak. Pemasaran sosial memasukkan "4 Ps", yang secara luas digunakan sebagai struktur upaya pemasaran tradisional. Iniadalah :

  • Produk: mengidentifikasi perilaku atau inovasi yang sedang dipasarkan.
  • Harga: mengidentifikasi manfaat hambatan serta biaya keuangan.
  • Tempat: mengidentifikasi sasaran dan bagaimana untuk menjangkau mereka
  • Promosi: mengorganisir kampanye atau program untuk mencapai target audiens

Pemasaran sosial telah memasukkan konsep dari difusi teori inovasi. Teori ini, seperti tahap perubahan perilaku, berpendapat bahwa adopsi perilaku baru memerlukan serangkaian fase.

 



J. Pemasaran Sosial


Dalam beberapa tahun terakhir, kesehatan masyarakat sudah mulai menerapkan pendekatan pemasaran untuk mencoba untuk lebih memahami dan mengubah perilaku kesehatan kelompok orang-terutama mereka perokok seperti yang berisiko tinggi dampak kesehatan dari perilaku mereka.Pemasaran sosial, penggunaan dan perpanjangan pemasaran produk tradisional, telah menjadi komponen kunci dari pendekatan kesehatan masyarakat untuk merubah perilaku. Kampanye pemasaran sosial pertama kali berhasil digunakan di negara berkembang untuk mempromosikan berbagai produk dan perilaku, termasuk keluarga berencana dan terapi rehidrasi anak.Dalam beberapa tahun terakhir, upaya pemasaran sosial telah banyak dan berhasil digunakan di negara-negara maju, termasuk upaya seperti:

  • Truth Kampanye - Dikembangkan oleh Amerika Legacy Foundation, hal ini bertujuan untuk mengarahkan merokok daridilihat sebagai pemberontakan remaja.
  • Kampanye -Nasional Pemuda Anti- Narkoba menggunakan upaya sosialpemasaran diarahkan pada orang-orang muda, termasukorang tua.Anti-narkoba.

Pemasaran sosial menggabungkan "4 Ps," yang banyak digunakan untuk struktur upaya pemasaran tradisional.Ini adalah:

  • Produk: Mengidentifikasi perilaku atau inovasi yang sedang dipasarkan
  • Harga: Mengidentifikasi manfaat, hambatan, serta biaya keuangan
  • Tempat: Mengidentifikasi khalayak sasaran dan bagaimana untuk menjangkau mereka.
  • Promosi: Menyelenggarakan kampanye atau program untuk mencapai target audiens (s).

Pemasaran sosial telah memasukkan konsep dari teori difusi inovasi.Teori ini, seperti tahapan perubahan perilaku, berpendapat bahwa adopsi perilaku baru memerlukan serangkaian tahapan atau langkah-langkah.Ini bergerak dari pengetahuan inovasi, untuk persuasi dari manfaatnya, keputusanuntuk beradaptasi, untuk implementasi, dan konfirmasi.Difusi inovasi teori telah memberikan kontribusi konsep dari berbagai jenis pengadopsi termasuk: pengadopsi awal-orang yang mencari untuk bereksperimen dengan ide-ide inovatif;Mayoritas pengadopsi-sering awal pemimpin opini yang status sosial sering mempengaruhi orang lain untuk mengadopsi perilaku;dan pengadopsi akhir (atau lamban) -mereka yang membutuhkan dukungan dan dorongan untuk membuat adopsi semudah mungkin.Sebuah pendekatan yang berbeda sering dibutuhkan untuk terlibat masing-masing kelompok.Misalnya, upaya pemasaran mungkin awalnya menargetkan pengadopsi awal dengan pendekatan mendorong inovasi dan kreativitas.Ini dapat diikuti oleh pendekatan pendapatpemimpin yang dapat membantu inovasi atau perubahan perilaku menjadi mainstream.Sebuah pendekatan yang berbeda menekankan penggunaan easeof- dan penerimaan luas mungkin paling bermanfaat untuk mendorong pengadopsi akhir.Pemasaran sosial, seperti pemasaran produk, sering bergantung pada apa pemasar sebut branding.Branding termasuk kata-kata dan simbol-simbol yang membantu audiens target mengidentifikasi dengan layanan;Namun, ia pergi lebih dalam dari sekedar kata-kata dan simbol.Hal ini dapat dilihat sebagai metode menerapkan keempat "P," atau promosi.

Hal ini juga dibangun berdasarkan tiga "Ps":

  • Branding memerlukan pemahaman yang jelas tentang produk atau perilaku yang akan diubah (produk).

Merek -Successful menempatkan sebagainya strategi untuk mengurangi biaya keuangan dan psikologis (harga).

  • Branding mengidentifikasi penonton dan segmen penonton dan bertanya bagaimana setiap segmen dapat dicapai (tempat).

Branding adalah wajah publik pemasaran sosial, tetapi juga perlu diintegrasikan ke dalam inti dari rencana pemasaran.Upaya pemasaran sosial di negara berkembang dan negara maju telah menunjukkan bahwa ada mungkin untuk mengubah perilaku.




K. Kombinasi Perilaku Individu, Kelompok, Dan Upaya Social Untuk Melaksanakan Perubahan Perilaku.


Perubahan perilaku tentunya diharapkan semua orang jika mengarah ke arah yang lebih baik. Perilaku individu yang notabene anggota dari suatu kelompok masyarakat dan populasi, dapat berpengaruh pada lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Maka dari itu untuk mengubah perilaku perlu mengkombinasikan perilaku individu, kelompok, dan upaya social. Dalam tiap tahap perubahan perilaku tersebut, kombinasi tadi ikut berperan dan menentukan keberhasilan tiap tahapannya.

Mengacu pada buku Public Health 101, akan lebih mudah melihat proses kombinasi dalam merubah perilaku jika dikaitkan dengan contoh langsung. Dalam hal ini yang akan diangkat adalah contoh perilaku individu dalam upaya berhenti merokok.

Berikut penjabaran dari tahap perubahan perilaku yang di tiap tahapnya mengkombinasikan peran dari individu, kelompok dan social.

1.      Tahap Precontemplation dan Contemplation

Pada tahap ini, intervensi individu berfokus pada pendidikan, menilai kesiapan untuk berubah, dan menawarkan bantuan. Sedangkan target intervensi pada kelompok dan populasi lebih luas dan menciptakan lingkungan yang mendukung individu tersebut untuk tidak merokok, seperti adanya pajak pada rokok dan pembatasan merokok pada tempat umum dan tempat bekerja.

2.      Tahap Persiapan

Dalam tahap ini individu sudah menentukan target untuk dapat berhenti merokok. Keluarga dan teman juga sangat berperan dalam memberikan dorongan dan dukungan. juga dengan usaha nasional, seperti acara tahunan the American Cancer Society, Great American Smokeout yang mendorong para perokok untuk selamanya berhenti merokok dengan dimulai dari satu hari

3.      Tahap Aksi

Tahap dari aksi pada dasarnya ada pada individu, namun bagaimanapun harus di dukung dan di dorong oleh keluarga dan kawan, serta diperkuat oleh usaha social seperti asuransi kesehatan yang menyediakan pembiayaaan untuk mendukung grup dan pengobatan.

4.      Tahap Pemeliharaan

Tahap ini juga mengandalkan pada individual, grup dan populasi/intervensi social. Intervensi individu seringkali berfokus kepada edukasi mengenai masa yang panjang untuk perubahan perilaku dan usaha pemenuhan kebutuhan untuk melindungi dari godaan kembali merokok. Cara pemeliharaan perilaku yang diinginkan membutuhkan dukungan dan dorongan dari kelompoknya.

     Untuk lebih jelasnya, berikut contoh tabel tahapan perubahan perilaku pada kasus usaha penghentian perilaku merokok.

 

Stages of change- intervensi individual, grup dan populasi /social untuk merubah perilaku perokok (Public Health, 2009)

Stage of Change

Individu

Grup beresiko

Populasi/social

Pre Contemplation

Menilai kesiapan untuk berubah dan menawarkan bantuan masa depan

Marketing social membidik grup yang lebih spesifik.

Pembatasan merokok di tempat bekerja

Adanya pajak rokok, pembatasan merokok di tempat umum, label peringatan dalam kemasan rokok

Contemplation

Informasi bahaya dari rokok dan keuntungan dari berhenti merokok

Lebih menerima pada marketing social yang terarah pada grup tersebut

Pembatasan merokok di tempat bekerja

Lebih merespon jika ada perubahan harga rokok, pembatasan merokok di tempat umum, dan label peringatan

Persiapan

Set target individu dan pembuatan strategi.

Obat-obatan mungkin membantu

Dukungan teman dan keluarga dalam persiapan individu

Usaha National, seperti American Cancer Society National Quit Day

Aksi

Menghilangkan hubungan antara merokok dan kegiatan yang menyenangkan.

Gunakan obat jika diperlukan

Mengumumkan pada public, seperti keluarga, teman dan rekan kerja

Penanggungan biaya pengobatan dan jika berhenti mendapat asuransi

Pemeliharaan

Edukasi mengenai efek ketagihan jangka panjang dan berpotensi kambuh kembali

Dukungan secara kontinyu di tempat bekerja dari rekan kerja dan kelompok sosial

Dukungan secara kontinyu dari marketing social, pajak, dan pembatasan merokok di tempat umum

 

Post a Comment

0 Comments