GANGGUAN GINJAL AKUT PROGRESIF ATIPIKAL (ATYPICAL PROGRESSIVE ACUTE KIDNEY INJURY) PADA ANAK

Gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) dapat diartikan sebagai penurunan cepat dan tiba-tiba pada fungsi filtrasi ginjal. Kondisi ini biasanya ditandai oleh peningkatan konsentrasi kreatinin serum atau azotemia (peningkatan konsentrasi BUN) dan/atau penurunan sampai tidak ada sama sekali produksi urin.

Beberapa laporan di dunia menunjukkan insidens yang bervariasi antara 0,5- 0,9% pada komunitas, 0,7-18% pada pasien yang dirawat di rumah sakit, hingga 20% pada pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU), dengan angka kematian yang dilaporkan dari seluruh dunia berkisar 25% hingga 80%. 

AKI bukan merupakan penyakit primer dan tidak mungkin terjadi tanpa penyakit lain yang mendasarinya. Penyakit yang mendasari AKI sangat beragam dan berbeda antar kelompok usia anak-anak. Pada kelompok Balita penyebab AKI di komunitas adalah gangguan hemodinamik misal akibat diare dengan dehidrasi, syok pada infeksi dengue, dan kelainan kongenital ginjal dan saluran kemih yang berat. Sedangkan pada anak lebih besar sampai remaja, AKI komunitas lebih banyak disebabkan oleh penyakit ginjal seperti glomerulonefritis akut.


Profil pasien anak dengan AKI menunjukkan keseragaman berupa gejala prodromal seperti demam, gejala saluran cerna dan gejala saluran pernapasan. Hal ini dapat menjadi petunjuk dugaan penyebab AKI berupa adanya suatu infeksi di awal yang kemudian mengalami komplikasi AKI. Proses infeksi yang terjadi melibatkan mekanisme imunologi yang bervariasi dan kompleks, tergantung pada mikroorganisme (agent) penyebabnya maupun genetik dari pejamu (host) serta lingkungan

Definisi operasional kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury): 
  1. Anak usia 0-18 tahun (mayoritas balita). 
  2. Memiliki demam atau riwayat demam atau gejala infeksi lain dalam 14 hari terakhir. 
  3. Didiagnosis gangguan ginjal akut yang belum diketahui etiologinya (baik pre-renal, renal, maupun post-renal) oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien. 
  4. Tidak mengalami kelainan ginjal sebelumnya atau penyakit ginjal kronik. 
  5. Didapatkan tanda hiperinflamasi dan hiperkoagulasi.
Diagnosis kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Anamnesis
  1. Anak usia < 18 tahun. 
  2. Gejala prodromal ditandai dengan gejala demam dalam 7-14 hari, infeksi saluran cerna seperti muntah dan diare, serta ISPA seperti batuk dan pilek. 
  3. Gejala AKI berupa keluhan tidak berkemih (anuria) dan menurunnya volume urin (oliguria). 
  4. Tanyakan riwayat penyakit sebelumnya seperti infeksi COVID19 pada anak, infeksi COVID-19 pada orang-orang serumah, penyakit infeksi lain, penyakit ginjal, defisiensi imun dan penyakit lainnya.
  5. Tanyakan riwayat perjalanan sebelumnya dalam 14 hari. 
  6. Tanyakan riwayat vaksinasi COVID-19, dan apa jenis vaksin serta frekuensi pemberiannya. 
  7. Tanyakan ada riwayat kontak atau memiliki hewan peliharaan di rumah.

Pemeriksaan Fisik
  1. Keadaan Umum: terjadi penurunan kesadaran atau kurang respon atau cenderung mengantuk. 
  2. Tanda Vital: dapat ditemukan hipertensi (Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi pada anak), napas cepat (lebih dari nilai normal anak sesuai usianya), demam (suhu > 37,5 derajat celcius) 
  3. Adanya pembengkakan pada palpebra, ekstremitas, perut, atau genital (skrotum/labia). 
  4. Dapat ditemukan tanda dehidrasi sesuai derajat dehidrasi

Pemeriksaan Penunjang

Tabel  Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan

 

FKTP dan Rumah Sakit Pra-Rujukan (sesuai dengan kemampuan Faskes tempat pemeriksaan pertama kali)

Rumah Sakit Tempat Rujukan Tertinggi

a.          Darah perifer lengkap

b.         Fungsi ginjal (ureum, kreatinin, eGFR)

c.          Penanda               inflamasi              (CRP, prokalsitonin, ferritin atau LED)

d.         Penanda koagulopati (D-dimer)

e.          Fungsi hati (SGOT, SGPT)

f.           Elektrolit (K, Na, Cl, Ca)

g.          Urinalisis

h.         Bukti infeksi SARS-CoV-2 akut dan lampau

i.            Pemeriksaan untuk menyingkirkan infeksi                   sekurang-kurangnya pemeriksaan                                      kultur mikroorganisme.

j.            USG ginjal

a.          Darah Perifer Lengkap, LED

b.         Ureum, kreatinin

c.          AGD, laktat

d.         Elektrolit lengkap (Na, K, Cl, Ca, P, Mg)

e.          Asam urat

f.           Osmolaritas darah

g.          SGOT, SGPT

h.         CRP, Persepsin

i.            PT, aPTT

j.            Fibrinogen, D-dimer

k.          Troponin I

l.            Ferritin

m.       CK, CKMB

n.         PCR SARS-CoV-2 dan  IgM  dan IgG SARS CoV2  dan/atau Antibodi kuantitatif SARS-CoV-2

o.          Kultur darah, kultur urin

p.         Skrining            dialisis:           HbsAg, antiHCV, antiHIV penyaring

q.         Pemeriksaan pencitraan: USG doppler ginjal, Rontgen thoraks, Ekokardiografi, CT Scan kepala tanpa kontras (sesuai indikasi).

r.          C3, C4, ASTO, Anti dsDNA

 

Secara ringkas, pemeriksaan berikut ini dapat dilakukan secara bertahap sesuai tingkat pelayanan kesehatan (Puskesmas/Klinik atau Rumah Sakit) yang menerima pertama kali: 
  1. Menegakkan diagnosis: darah perifer lengkap, morfologi darah tepi, fungsi ginjal (BUN/ureum, kreatinin), urinalisis. 
  2. Melengkapi evaluasi kemungkinan hiperinflamasi dan hiperkoagulasi bila telah didiagnosis GgGA/AKI: elektrolit (natrium, kalium, klorida, kalsium, fosfat), asam urat, analisis gas darah, fungsi hati (SGOT, SGPT), penanda inflamasi (CRP, prokalsitonin, ferritin, IL-6, LED, LDH), penanda koagulopati (Ddimer, fibrinogen). fungsi hati (SGOT, SGPT), urinalisis, dan pencitraan (termasuk USG doppler ginjal). 
  3. Evaluasi etiologi infeksi: antibodi SARS CoV-2, serologi Leptospira, ASTO, apusan nasofaringeal dan rektal, serta pemeriksaan kultur mikroorganisme (dari tempat steril, darah, urine). Jika diagnosis sesuai MIS-C maka dapat ditatalaksana sesuai kriteria MIS-C. Jika ada bukti penyebab lain maka dapat ditatalaksana sesuai dengan dugaan penyebab lain tersebut.
Kasus pasien anak pasca COVID-19 
yang dikenal sebagai Multisystem Inflammatory In Children (MIS-C), berdasarkan Panduan dari World Health Organization (WHO) kriterianya sebagai berikut: Anak dan remaja 0-18 tahun yang mengalami demam 3 hari, dan disertai dua dari gejala sebagai berikut
  1. Ruam atau konjungtivitis bilateral non purulenta atau tanda inflamasi mukokutaneus pada mulut, tangan dan kaki; 
  2. Hipotensi atau syok; 
  3. Gambaran disfungsi miokardium, perikarditis, vaskulitis, abnormalitas koroner (terdiri atas kelainan pada ekokardiografi, peningkatan Troponin/NT-proBNP); 
  4. Bukti adanya koagulopati (dengan peningkatan PT, APTT, Ddimer); dan/atau 
  5. Gejala gastrointestinal akut (diare, muntah, atau nyeri perut).
Serta harus memenuhi juga kriteria: 
  1. Peningkatan marker inflamasi seperti LED, CRP atau procalcitonin; 
  2. Tidak ada penyebab keterlibatan etiologi bakteri yang menyebabkan inflamasi meliputi sepsis bakteri, sindrom syok karena Staphylococcus atau Streptokokus; dan 
  3. Terdapat bukti COVID-19 (berupa RT-PCR, positif tes antigen atau positif serologi) atau kemungkinan besar kontak dengan pasien COVID-19.

Deteksi Dini dan Tata Laksana Klinis

Pada Masyarakat
Kewaspadaan dini pada tahap pra-rumah sakit (masyarakat) yaitu bila ditemukan: 
  1. pasien berusia <18 tahun, dan 
  2. gejala demam, gejala infeksi saluran pernapasan akut (batuk; pilek), atau gejala infeksi saluran cerna (diare, muntah), maka orang tua/keluarga akan membawa pasien ke FKTP terdekat.

FKTP 
Pada FKTP setelah mendapat pasien dengan gejala klinis tersebut, FKTP dapat melakukan pemeriksaan dan edukasi kepada orang tua untuk memantau tanda bahaya umum ditambah pemantauan jumlah dan warna urin (pekat atau kecoklatan) di rumah. Bila urine berkurang (urine dikatakan berkurang jika berjumlah kurang dari 0,5 ml/kgBB/jam dalam 6-12 jam) atau tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari), maka pasien harus segera dirujuk ke rumah sakit.

Rekomendasi Tata Laksana Klinis di Rumah Sakit


Pasien anak masuk ke Rumah Sakit dengan: 
  1. gejala demam dalam <14 hari terakhir; 
  2. gejala ISPA atau saluran cerna; dan 
  3. volume urin berkurang sesuai definisi Atypical Progressive Acute Kidney Injury, 
Maka dapat dilakukan pemeriksaan awal dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal (ureum, kreatinin). Apabila hasil fungsi ginjal menunjukkan adanya peningkatan, maka dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis, evaluasi kemungkinan etiologi dan komplikasi. 

Sampel terkirim masih sangat sedikit namun dilaporkan terkait dengan infeksi Leptospira, Shigella-ETEC, virus (termasuk SARS-CoV-2), dan bakteri RS. Oleh karena itu diharapkan RS mampu untuk memeriksakan kultur mikroorganisme dan serologi Leptospira sebagai upaya peningkatan kewaspadaan terhadap infeksi tropis dengan manifestasi klinis sindrom renal atau hepatorenal, dilakukan secepatnya hari 7-10 setelah awitan penyakit.

Tata laksana Klinis untuk pasien anak di Rumah Sakit Prarujukan 
  1. Monitor volume balans cairan dan diuresis selama perawatan. 
  2. Monitor kesadaran, napas Kusmaull. 
  3. Monitor tekanan darah.
  4. Pemeriksaan kreatinin serial per 12 jam.
  5. Selama menunggu rujukan, dapat diberikan (metilprednisolon iv 10-30 mg/kgBB perhari selama 1-2 hari). 
Tabel Kriteria rujukan ke RS dengan fasilitas dialisis anak bila didapatkan kriteria AKI mulai stadium 1 sesuai Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) dan/atau mulai stadium Risk sesuai kriteria pRIFLE sebagai berikut:

Stadium KDIGO (pRIFLE)

Kreatinin

Produksi urine

KDIGO

pRIFLE

KDIGO

pRIFLE

1 (Risk)

Peningkatan kreatinin        1,5-

1,9 kali baseline

ATAU

Peningkatan kreatinin        ≥0,3 mg/dL

Peningkatan kreatinin          1,5 kali          baseline ATAU

Penurunan eGFR         sebesar 25%

<0,5

ml/kg/ja m    selama 6-12 jam

<0,5

ml/kg/j am selama 8 jam

2 (Injury)

Peningkatan kreatinin      2-2,9 kali baseline

Peningkatan kreatinin 2 kali baseline ATAU Penurunan eGFR         sebesar 50%

<0,5

ml/kg/ja m    selama

≥12 jam

<0,5ml/ kg/jam selama 16 jam

3 (Failure)

Peningkatan kreatinin 3 kali baseline ATAU Peningkatan kreatinin sampai 4 mg/dL ATAU

Inisiasi terapi pengganti ginjal ATAU

Penurunan eGFR                            <35

ml/menit/1,73 m2   pada  pasien

<18 tahun

 

Peningkatan kreatinin 3 kali baseline ATAU

 

Penurunan eGFR         sebesar 75% ATAU

 

eGFR                 <35

ml/menit/1,73 m2

 

<0,3

ml/kg/ja m    selama

≥24         jam

ATAU

 

Anuria selama

≥12 jam

 

<0,3

ml/kg/j am selama

24       jam ATAU

 

Anuria selama 12 jam


Tata laksana Klinis untuk pasien anak di Rumah Sakit rujukan
  1. Stabilisasi A-B-C. 
  2. Lakukan pemeriksaan lengkap darah, urin dan pencitraan, mencakup pencarian etiologi, komplikasi dan persiapan dialisis. 
  3. Restriksi cairan, pada anuria diberikan cairan sesuai Insensible Water Loss (IWL): usia < 5 tahun diberikan 20 ml/kgBB; ≥ 5 tahun diberikan 400 ml/m2. 
  4. Medikamentosa: 
    1. Intravena Immunoglobulin (IVIG) 1-2 g/kgBB iv dosis tunggal (atau dibagi 2 hari jika terdapat keterbatasan pemberian cairan) dikombinasikan metilprednisolon pulse.
    2. Metilprednisolon pulse dosis 10-30 mg/kgBB per hari selama 3-5 hari, lalu dilanjutkan dengan pemberian steroid oral tapering off selama 2-3 minggu. 
    3. Antibiotik:Cefoperazone iv 20-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-4 kali sehari (tidak perlu dosis penyesuaian ginjal). 
    4. Antikoagulan dan antiplatelet (sesuai panduan MIS-C) 
    5. Pemberian antihipertensi atau vasodilator bersifat individual. Tekanan darah dijaga untuk mempertahankan perfusi yang cukup terutama di ginjal dan otak. 
    6. Koreksi asidosis dan imbalans elektrolit. 
  5. Rawat PICU sesuai indikasi 
  6. Dialisis anak
Sumber : Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022.

gangguan ginjal akut
25 anak di dki meninggal akibat gangguan ginjal akut
gangguan ginjal akut pada anak
gejala gangguan ginjal akut pada anak
gangguan ginjal akut progresif atipikal
kemenkes temukan senyawa dalam obat penyebab gangguan ginjal akut
penyebab gangguan ginjal akut pada anak
rshs bandung sempat merawat 12 anak alami gangguan ginjal akut
5 anak di diy meninggal karena gangguan ginjal akut misterius
gangguan ginjal akut pdf
gejala gangguan ginjal akut
gangguan ginjal akut adalah
gangguan ginjal akut anak
gangguan ginjal akut atipikal
gangguan ginjal akut atipikal adalah
gagal ginjal akut apakah bisa sembuh
gagal ginjal akut anak pdf
gagal ginjal akut adalah pdf
gagal ginjal akut akibat obat sirup
gagal ginjal akut alomedika
gagal ginjal akut apa bisa sembuh
apa itu gangguan ginjal akut
apa itu gangguan ginjal akut pada anak
gangguan penyakit nefritis akut disebabkan adanya kerusakan ginjal pada bagian
gangguan ginjal akut misterius pada anak
gangguan ginjal akut progresif atipikal pdf
tanda gangguan ginjal akut pada anak
gagal ginjal akut bisa sembuh
gagal ginjal akut bpom
gagal ginjal akut balita
gagal ginjal akut bayi
gagal ginjal akut berapa lama
gagal ginjal akut berita
gagal ginjal akut bali
gagal ginjal akut bisa sembuh sendiri
gagal ginjal akut bandung
gagal ginjal akut bab 2
berita gangguan ginjal akut pada anak
berita gangguan ginjal akut
gagal ginjal akut ciri cirinya
gagal ginjal akut covid
gagal ginjal akut cuci darah
gagal ginjal akut karena covid
gagal ginjal akut anak ciri cirinya
ciri gangguan ginjal akut pada anak
ciri ciri gangguan ginjal akut
ciri anak terkena gangguan ginjal akut
ciri anak gangguan ginjal akut
gagal ginjal akut dan kronis
gagal ginjal akut disebabkan oleh
gagal ginjal akut di indonesia
gagal ginjal akut diuretik
gagal ginjal akut dan kronik pdf
gagal ginjal akut di gambia
gagal ginjal akut di luar negeri
gagal ginjal akut di india
gagal ginjal akut di jogja
definisi gangguan ginjal akut
gagal ginjal akut enam anak di sleman meregang nyawa
gagal ginjal akut in english
gangguan ginjal akut etiologi
faktor risiko gagal ginjal akut pdf
faktor risiko gagal ginjal akut
gangguan ginjal akut gejala
gagal ginjal akut gejala
gagal ginjal akut gambia
gagal ginjal akut etilen glikol
gagal ginjal akut anak gejala
gagal ginjal akut tanpa gejala
gangguan gagal ginjal akut pada anak
gejala gangguan ginjal akut anak
gangguan ginjal akut stadium 2
gangguan ginjal akut progresif atipikal (ggapa)
gangguan ginjal akut pada anak pdf
gagal ginjal akut hari ini
gagal ginjal akut hipertensi
apakah gagal ginjal akut harus cuci darah
gagal ginjal akut menyebabkan hipertensi
kenapa gagal ginjal akut hipertensi
gagal ginjal akut akibat hipertensi
penyakit gagal ginjal akut
penyakit ginjal akut
sakit ginjal akut
gangguan ginjal akut idai
gagal ginjal akut idai
gagal ginjal akut indonesia
gagal ginjal akut icd 10
gagal ginjal akut india
gagal ginjal akut itu apa
gagal ginjal akut anak indonesia
idai gangguan ginjal akut
gangguan ginjal akut di indonesia
gangguan ginjal akut progresif atipikal idai
kode icd 10 gangguan ginjal akut
rekomendasi idai soal gangguan ginjal akut
gangguan ginjal akut jurnal
gagal ginjal akut jurnal
gagal ginjal akut jogja
gagal ginjal akut jakarta
gagal ginjal akut jawa timur
gagal ginjal akut jatim
gagal ginjal akut jabar
pasien gagal ginjal akut jadi 189 anak waspadai gejala ini
patofisiologi gagal ginjal akut jurnal
jurnal gagal ginjal akut
jurnal gagal ginjal akut pdf
gangguan ginjal akut karena
gagal ginjal akut karena apa
gagal ginjal akut karena obat sirup
gagal ginjal akut kasus
gagal ginjal akut korban
gagal ginjal akut karena paracetamol
gagal ginjal akut kemenkes pdf
gagal ginjal akut klb
kasus gangguan ginjal akut
kasus gangguan ginjal akut pada anak
kasus gangguan ginjal akut anak
komplikasi gangguan ginjal akut
kategori gangguan ginjal akut
kriteria gangguan ginjal akut
gangguan ginjal akut kemenkes
gagal ginjal akut luar negeri
gagal ginjal akut di lampung
lp gagal ginjal akut scribd
lp gagal ginjal akut pdf
lp gagal ginjal akut
lp gagal ginjal akut sdki
gangguan ginjal akut misterius
gangguan ginjal akut merebak
gagal ginjal akut misterius
gagal ginjal akut menyerang anak usia berapa
gagal ginjal akut menular
penyakit ginjal akut misterius
penyakit ginjal akut misterius pada anak
gagal ginjal akut meninggal
gagal ginjal akut misterius anak
mekanisme gangguan ginjal akut
gagal ginjal akut ncbi
gagal ginjal akut negara
gagal ginjal akut renggut nyawa anak lagi bpom ngapain saja
gagal ginjal akut di negara mana saja
gagal ginjal akut obat sirup
gagal ginjal akut obat
gagal ginjal akut okezone
gagal ginjal akut obat apa
gagal ginjal akut anak obat
obat gangguan ginjal akut
gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak
gangguan ginjal akut pada anak kemenkes
gangguan ginjal akut progresif atipikal ppt
gagal ginjal akut pada anak
penyebab gangguan ginjal akut
pengertian gangguan ginjal akut progresif atipikal
prognosis gangguan ginjal akut
gagal ginjal akut renal
gagal ginjal akut rscm
gagal ginjal akut pre renal
gagal ginjal akut post renal
mekanisme gagal ginjal akut renal
gagal ginjal akut remaja
gangguan ginjal akut stadium ii
gagal ginjal akut stent ureter
gagal ginjal akut sirup
gagal ginjal akut sembuh
gagal ginjal akut scribd
gagal ginjal akut stadium 3
gagal ginjal akut stadium 5
gagal ginjal akut semarang
gagal ginjal akut terbaru
gagal ginjal akut terjadi di negara mana saja
gagal ginjal akut tanda
gagal ginjal akut tidak minum obat
kasus gagal ginjal akut terbaru
berita gagal ginjal akut terbaru
tatalaksana dan manajemen klinis gangguan ginjal akut progresif atipikal
tatalaksana gangguan ginjal akut
tanda tanda gangguan ginjal akut
gangguan ginjal akut terbaru
gagal ginjal akut umur berapa
gagal ginjal akut umum
gagal ginjal akut vaksin
pengertian gagal ginjal akut
gagal ginjal akut wikipedia
jurnal tentang gagal ginjal akut
gagal ginjal akut yogyakarta
asuhan gizi gagal ginjal akut
tanda gejala gagal ginjal akut
tanda gagal ginjal akut
obat gagal ginjal akut 16 juta
gagal ginjal akut 2023
gagal ginjal akut 2022
kasus gagal ginjal akut 2023
jurnal gagal ginjal akut 2019
jurnal gagal ginjal akut 2020
3 gangguan pada sistem ekskresi
ginjal akut ringan
7 gangguan jiwa
8 gangguan pada sistem ekskresi
akibat gangguan ginjal
9 tanda awal gagal ginjal

Post a Comment

0 Comments