Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan



FAKTOR FISIK

Selama kehamilan seorang wanita mengalami perubahan secara fisik seperti uterus akan membesar karena didalamnya telah tumbuh janin, tentunya dengan adanya perubahan tersebut keadaan kesehatan ibu akan berubah pula karena tubuh ibu dipersiapkan untuk mendukung perkembangan dari kehidupan yang baru dan untuk menyiapkan janin hidup di luar kandungan. Keadaan ini dapat diperberat dengan adanya status kesehatan yang buruk atau penyakit yang diderita ibu hamil. 

Status kesehatan atau penyakit yang ada pada ibu hamil dibagi menjadi dua : 

1. Penyakit/komplikasi yang langsung berhubungan dengan kehamilan yaitu: 

  • Hyperemesis gravidarum 
  • Preeklampsia/eklampsia 
  • Kelainan lamanya kehamilan 
  • Kehamilan ektopik
  • Kelainan plasenta atau selaput janin 
  • Perdarahan antepartum 
  • Kehamilan ganda 

2. Penyakit/kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan

Seperti yang sudah tertulis diatas bahwa status kesehatan atau penyakit yang dialami ibu hamil dapat diperberat dengan adanya kehamilan, demikian juga sebaliknya bahwa kehamilan dapat berakibat buruk dikarenakan dengan adanya penyakit yang dialami oleh ibu hamil. Ibu hamil supaya berjalan normal hendaknya diusahakan tetap sehat, Anda sebagai seorang bidan supaya memperhatikan lebih cermat dan teliti kepada ibu hamil yang menderita penyakit untuk mengantisipasi komplikasi yang mungkin terjadi. 

Beberapa penyakit yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan adalah : 

Penyakit atau kelainan alat kandungan misalnya : 

  • varices vulva
  • oedem vulva
  • hematoma vulva 
  • peradangan vulva 
  • bartholinitis 
  • trikomonas vaginalis 
  • kista vagina 
  • kelainan bawaan pada uterus 
  • tumor uteri 
  • mioma uteri 
  • gonorea 

Penyakit kardiovaskuler misalnya : 

  • hipertensi 
  • stenosis aorta
  • mitral isufiensi 
  • jantung rematik 
  • endokarditis 

Penyakit darah misalnya : 

  • anemia dalam kehamilan 
  • leukemia 
  • hemostasis dan kelainan pembekuan darah 
  • hipofibrinogenemia 
  • trombositopeni 

Penyakit saluran nafas misalnya :

  • influenza 
  • bronchitis
  • pneumonia 
  • asma bronkhiale 
  • TB paru

Penyakit traktus digestivus misalnya 

  • ptialismus 
  • karies 
  • gingivitis 
  • pirosis 
  • hernia diafragmatikagastritis 
  • ileus 
  • appendixitis 
  • colitis 
  • megakolon 
  • tumor usus 
  • hemorrhoid 

Penyakit hepar dan pancreas misalnya : 
  • hepatitis
  • rupture hepar 
  • sirosis hepatitis 
  • kterus
  • atrofi hepar 
  • penyakit pancreas 

Penyakit ginjal dan saluran kemih misalnya : 

  • infeksi saluran kemih 
  • bakteriuria
  • sistitis 
  • pielonefritis 
  • glumerulonefritis 
  • sindroma nefrotik 
  • batu ginjal
  • gagal ginjal 
  • TBC ginjal dll 

Penyakit endokrin

  • Diabetes Militus dalam kehamilan
  • Kelainan kelenjar gondok dan anak ginjal 
  • Kelainan hypofisis dll 

Penyakit saraf : 

  • Korea gravidarum 
  • Epilepsy 
  • Perdarahan intracranial
  • Tumor otak
  • Poliomyelitis
  • Sklerosis multiplek 
  • Miastenia gravis 
  • Osteosklerosis 

Penyakit menular: 

  • IMS (Infeksi Menular Seksual) 
  • AIDS
  • Kondiloma akuminata 
  • Thypus 
  • Kolera
  • Tetanus 
  • Campak
  • Parotitis
  • Variola 
  • TORCH 
Penyakit tersebut dapat berpengaruh terhadap kehamilan antara lain  menyebabkan terjadi abortus, Intra Uteri Fetal Death (IUFD), anemia berat, infeksi transplasental, partus prematurus, dismatur, asfiksia neonatorum, perdarahan, shock. Bidan wajib  dapat mendeteksi secara dini adanya penyakit yang dialami ibu hamil supaya dapat diintervensi lebih awal sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi kehamilan maupun pada saat persalinan nantinya. 

Ibu hamil memerlukan makanan yang lebih dari sebelum hamil baik kuantitas maupun kualitas. Karena status gizi pada ibu hamil sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kehamilan, kelahiran maupun nifas dan menyusui serta sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Akibat yang langsung dapat dilihat dengan segera yang disebabkan karena ibu hamil yang kurang zat gizi adalah kenaikan BB ibu hamil yang kurang atau pertumbuhan janin yang lambat sehingga menyebabkan terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). 

Ibu hamil membutuhkan zat gizi sebagai berikut : 

Asam Folat. 

Asam folat minimal diberikan mulai dari dua bulan sebelum konsepsi dan berlanjut sampai trimester I kehamilan. Dosis pemeberian asam folat, untuk preventif 500 mikrogram atau 0,5 – 0,8 mg/hari, untuk kelompok dengan faktor resiko 4 mg/hari. Asam folat bermanfaat untuk menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensephalus. Asam fenolat juga membantu produksi sel darah merah, sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan plasenta. 

Energi. 

Energi diperlukan oleh ibu hamil  untuk proses pertumbuhan dan perkembangan janin dan tubuh ibu, juga efektif untuk menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan kalori pada ibu hamil bertambah 285-300 kalori/hari. Sebagai contoh untuk menambahkan 300 kalori dapat menambahkan satu cangkir susu rendah lemak, dua potong roti dan sebuah jeruk kedalam asupan makanan sehari – hari. 

Protein

Kebutuhan protein pada ibu hamil bertambah tetapi tidak boleh berlebihan, kelebihan asupan protein pada ibu hamil  menyebabkan maturasi janin lebih cepat sehingga menyebabkan persalinan prematur. Penggunaan suplemen protein tidak dianjurkan selama hamil , suplemen ini dikaitkan dengan peningkatan jumlah kelahiran premature dan jumlah kematian neonates yang tinggi (Tierson, dkk. 1986). Protein lebih baik didapat dari sumber makanan seperti daging, telur, ikan maupun susu. Protein ini sangat penting untuk pembentukan jaringan baru pada janin dan untuk tubuh ibu. Kebutuhan protein pada ibu hamil rata-rata 60 – 75 gram per hari.

Zat besi (Fe) 

Pada ibu hamil terjadi hemodilusi atau hydraemia (darah menjadi encer), terjadi perubahan volume darah yaitu peningkatan sel darah merah 20 – 30 % dan peningkatan plasma darah 50 %. Ibu hamil membutuhkan tambahan zat besi/tablet tambah darah. Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin berguna untuk cadangan zat besi, sintesa sel darah merah dan sintesa darah otot.Setiap tablet tambah darah mengandung FeSO4 320 mg(zat besi 30 mg), minimal 90 tablet selama hamil. Tablet besi sebaiknya diminum bersamaan dengan minuman yang mengandung vitamin C untuk mempermudah penyerapan, sebaliknya tablet besi sebaiknya tidak dapat diminum bersama dengan teh, kopi atau susu karena akan menghambat penyerapan zat besi. Efek samping zat besi dapat menimbulkan rasa maual, rasa enek, susah BAB, warna tinja menjadi hitam. 

Kalsium. 

Kalsium  dibutuhkan pada ibu hamil untuk pertumbuhan tulang dan gigi janinnya, otot serta pertumbuhan dan perkembangan jantung persarafan janin. Kebutuhan kalsium untuk janin diambil dari ibunya,  meskipun ibu hamil kekurangan kalsium, janin tidak akan kekurangan karena suplai kalsium yang tidak mencukupi membuat janin mengambil cadangan kalsium dari tulang ibunya. Peluang terjadinya darah tinggi dalam kehamilan akan meningkat bersamaan dengan kurangnya kalsium pada ibu hamil. Perlu tidaknya supermen kalsium pada ibu hamil masih menjadi pro dan kontra terutaman pada ibu yang sudah mencukupi melalui makanan sehari – hari misalnya susu, daging, ikan, keju dll. Justru kalsium dapat mengganggu penyerapan zat besi di saluran pencernaan, sehingga minum kalsium tidak boleh bersamaan dengan tablet zat besi.Bila ibu hamil kekurangan kalsium maka ibu hamil akan terkena osteoporosis.Kebutuhan kalsium pada ibu hamil 1000 gram/hari. 

Pemberian suplemen vitamin D 

Pemberian suplemen vitamin D diberikan terutama kepada kelompok beresiko penyakit seksual (IMS) dan di Negara dengan musim dingin yang panjang. Pemberian yodium Yodium diberikan pada daerah dengan endemic kretinisme. Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian zinc, magnesium dan minyak ikan selama hamil.

Gaya Hidup yang mempengaruhi kehamilan 

Wanita yang serba sibuk dan terburuburu sering menimbulkan stress sehingga banyak wanita mempunyai kebiasaan merokok, hal ini dibawa sampai wanita tersebut hamil.Demikian juga wanita banyak yang belum berkeluarga tetapi bergaul diluar batas sehingga menyebabkan hamil yang tidak diinginkan. Gaya hidup seperti ini sekarang banyak dijumpai di masyarakat luas. Di bawah ini akan dibahas tentang gaya hidup yang mempengaruhi kehamilan.

1. Subtance abuse. 

Subtance abuse adalah perilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu hamil termasuk penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat tertentu yang membahayakan ibu hamil. 

a. Alkohol 

Resiko dari minum alkohol yang terus-menerus akan menyebabkan berbagai masalah yang serius seperti meningkatkan resiko pertumbuhan janin terhambat, retardasi mental, kecacatan, kelainan jantung dan kelainan neonatal, keguguran,lahir prematur,BBLR dan FAE (Fetal Alkohol effect). Di Amerika Serikat, penggunaan alkohol selama kehamilan merupakan penyebab terbesar dari keterbelakangan mental dan cacat lahir. Makin cepat seorang peminum menghentikan kebiasaanya selama kehamilan akan lebih kecil resikonya pada bayi. Anda sebagai seorang bidan hendaknya dapat memberikan motivasi kepada ibu untuk tidak mengkonsumsi alkohol karena dampaknya yang luar biasa terhadap masa depan generasi selanjutnya. 

b. Merokok. 

Kebiasaan merokok pada ibu hamil dapat membahayakan ibu hamil sendiri maupun janinnya. Penyakit yang muncul sebagai akibat merokok diantaranya penyakit paru, penyakit jantung, hipertensi, arteriosklerosis, kanker paru dll.Ibu hamil yang merokok dapat langsung mempengaruhi dan merusak perkembangan janin dalam rahim seperti BBLR, dapat juga terjadi apneu dan kemungkinan meninggal karena Sudden Infant Death Sindrome (SIDS) atau Crib Death atau kematian diranjang bayi. Asap rokok dapat menyebabkan suplai oksigen dan nurisi kepada janin melalui plasenta berkurang. 

Penggunaan obat – obatan selama hamil. Ibu hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi obat – obatan karena hampir semua obat dapat ditransfer melalui plasenta ke janin.Anda sebagai bidan sebaiknya berhati – hati dalam memberikan obat kepada ibu hamil. Efek obat yang diminum ibu hamil tidak selalu langsung bisa kelihatan saat itu juga tetapi kadang – kadang baru kelihatan ketika bayi menginjak dewasa misalnya efek pemberian estrogen pada ibu hamil dapat mengakibatkan tumor kandungan pada anak ketika sudah dewasa, ibu hamil yang mengkonsumsi tetrasiklin berdampak pada gangguan pertumbuhan tulang, perubahan warna gigi, gigi mudah rapuh pada bayi ketika menjadi anak–anak. Hati – hatilah dalam memberi obat pada ibu hamil, karena anak bangsa tergantung pada kepedulian Anda sebagai bidan. 

2. Kebiasaan minum jamu 

Menurut standart konsep pengobatan tradisional, minum jamu dibenarkan dan diperbolehkan dengan syarat zat – zat atau bahan yang yang digunakan sudah terbukti efektif. Di Indonesia minum jamu merupakan kebiasaan yang beresiko pada ibu hamil karena belum semua bahan dan cara membuat jamu serta dosis terstandar. Jamu yang sering dikonsumsi wanita hamil adalah jamu gendong, jamu dari serbuk. Bahayanya adalah apabila ada endapan pada air ketuban dapat menyebabkan air ketuban keruh sehingga menyebabkab bayi sulit bernafas sehingga menyebabkan asphyxia pada saat lahir. 

Penelitian di Banten menunjukkan bahwa ibu hamil, minum jamu mempunyai resiko 7 x melahirkan bayi asphyxia. Ibu hamil sebaiknya tidak minum jamu cabe puyang karena mempunyai efek menghambat kontraksi uterus sehingga mengakibatkan his lemah pada saat persalinan.Kunyit juga dilarang terutama kalau belum mendekati Hari Perkiraan Lahir (HPL) karena kunyit mempunyai efek abortivum. 

3. Kehamilan diluar nikah 

Gaya hidup orang Indonesia sekarang sudah banyak bergeser, hamil diluar nikah masa kini sudah semakin banyak ditemukan.Hamil diluar nikah bukan merupakan budaya Negara Indonesia, sehingga kalau ada wanita yang hamil diluar nikah sering tidak diterima oleh masyarakat. Reaksi wanita yang mengalami hamil diluar nikah : 

  1. Melarikan diri dari tanggungjawab, melakukan aborsi, membuang anaknya, menitipkan anaknya ke orang lain atau ke panti asuhan. 
  2. Berusaha melakukan aborsi dan bunuh diri 
  3. Memelihara sendiri anaknya meskipin terpaksa. 

Hamil diluar nikah selalu berakibat tidak baik, karena meskipun terjadi pernikahan tetapi karena terpaksa, apalagi kalau tidak terjadi pernikahan. Anda sebagai seorang bidan harus mampu memberi perlindungan secara psikologis karena mereka sangat membutuhkan, supaya dapat menjalani kehamilan dengan sehat dan melahirkan bayi sehat juga. 


4. Aktifitas seksual. 

Aktifitas seksual adalah merupakan kebutuhan semua manusia, meskipun wanita tersebut sedang hamil, wanita dan suaminya masih tetap mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan biologis tersebut.

Namun kenyatannya masih jarang bidan yang mengkaji aktifitas seksual pada ibu hamil, ada masalah apa tidak termasuk pada pasangannya? Karena tidak dikaji maka tidak akan dapat mengetahui bagaimana sebenarnya yang terjadi pada keluarga tersebut, sehingga pendidikan kesehatan tentang aktifitas seksual jarang diberikan. 

Aktifitas seksual pada ibu hamil tidak harus dilarang kecuali pada wanita yang beresiko misalnya wanita yang kandungannya sering kontraksi, mengeluarkan darah. Aktifitas seksual pada ibu hamil tetap bisa dilaksanakan dengan cara menjaga posisi yang penetrasi tidak terlalu dalam, misalnya wanita diatas sehingga wanita dapat mengatur penetrasi. 

5. Aktifitas sehari – hari 

Wanita hamil tidak harus diperlakukan istimewa yang mana tidak boleh aktifitas. Wanita sebaiknya beraktifitas seperti biasa, kalau biasa bekerja ya bekerja seperti biasa, yang perlu dikurangi adalah aktifitas yang membahayakan kehamilan misalnya : mengangkat berat, berdiri terlalu lama, jalan dengan sepatu/sandal hak tinggi atau sepatu/sandal licin,aktifitas yang meningkatkan stress, pekerjaan dengan paparan radiasi dll.

Wanita hamil boleh bekerja sampai waktu persalinan selama masih kuat, tidak terlalu capai. Anda sebagai seorang bidan harus dapat memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan kondisi wanita hamil tersebut, jadi tidak semua wanita hamil disuruh mengurangi aktifitas sehari – hari, karena aktifitas ikut berperan dalam meningkatkan sosial ekonomi yang tentunya dibutuhkan wanita hamil untuk menambah persiapan persalinan.


FAKTOR PSIKOLOGIS.

Wanita hamil sering mengalami perubahan emosi yang tadinya sebelum hamil sabar maka ketika hamil menjadi suka marah, suka tersinggung sehingga memerlukan support keluarga. Anda sebagai seorang bidan hendaknya dapat ikut memberikan support untuk mendukung kehamilan supaya berjalan secara fisiologis karena bidan termasuk salah satu orang terdekat dengan wanita hamil.Respon emosional selama kehamilan tergantung pada beberapa faktor yaitu stressor internal maupun stressor external. 

1. Stressor Internal. 

Stressor internal ini adalah stress yang berasal dari dalam diri sendiri yang timbul akibat adanya kehamilan.Yang termasuk stressor internal adalah :
  • Kecemasan 
  • Ketegangan 
  • Ketakutan 
  • Penyakit
  • Tidak percaya diri 
  • Perubahan penampilan 
  • Perubahan peran sebagai orangtua 
  • Sikap terhadap kehamilan 
  • Kehilangan pekerjaan dll 

2. Stressor External 

Stressor external adalah stress yang berasal dari luar diri wanita hamil, dapat dari orang sekitar maupun kondisi dari luar, dapat juga cuaca. 

Kondisi yang termasuk stressor external adalah: 
  • Status Marital, misalnya hamil belum nikah
  • Maladaptasi, kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan 
  • Hubungan sosial yang tidak adekuat 
  • Kasih sayang 
  • Support mental
  • Broken Home 
Faktor lain yang dapat menyebabkan perubahan emosi pada ibu hamil adalah : 

a. Support Keluarga 

Peran keluarga bagi ibu hamil sangatlah penting, psikologis ibu hamil yang cenderung lebih labil dari pada wanita yang tidak hamil memerlukan banyak dukungan dari keluarga terutama suami. Misalnya pada kasus penentuan jenis kelamin dimana keluarga menginginkan jenis kelamin tertentu ibu hamil tersebut akan merasa cemas jika nantinya anaknya lahir dengan jenis kelamin yang tidak sesuai dengan harapan atau mengalami kecacatan fisik dan mental.

 Keluarga juga harus membantu dan mendampingi ibu dalam mengahadapi keluhan yang muncul selama kehamilan agar ibu tidak merasa sendirian. Kecemasan ibu yang berlanjut akan mempengaruhi ibu dalam hal nafsu makan yang menurun, kelemahan fisik, mual muntah yang berlebihan, sehingga dapat menyebabkan kehamilan kemungkinan menjadi patologis. 

b. Partner Abuse ( Kekerasan selama kehamilan oleh pasangan ) 

Kekerasaan dapat terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun sexual sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma. Efek kekerasan pada ibu hamil bisa dalam bentuk langsung maupun tidak langsung, yang langsung antara lain: trauma dan kerusakan fisik pada ibu dan bayinya misalnya solutio plasenta, fraktur tulang, ruptur uteri dan perdarahan. Sedangkan efek yang tidak langsung adalah reaksi emosional, peningkatan kecemasan, depresi, rentan terhadap penyakit. Trauma pada kehamilan juga dapat menyebabkan nafsu makan yang menurun dan peningkatan frekuensi merokok serta meminum alkohol. Bullock & Mc. Failane (1989), menemukan privalensi yang meningkat bayi dengan BBLR pada ibu yang mengalami kekerasan selama hamil. Kebanyakan wanita hamil yang mengalami kekerasan adalah karena pendidikan yang rendah, umur yang terhitung masih muda dan hamil diluar nikah. Apabila tidak ada dukungan positif dari lingkungan sekitar maka wanita hamil tersebut dapat muncul gangguan jiwa (psikosis). 

FAKTOR LINGKUNGAN, SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI. 

Lingkungan. 

Lingkungan yang nyaman dan aman sangat dibutuhkan untuk ibu hamil sebaliknya lingkungan yang penuh polusi akan membahayakan ibu hamil. Misalnya ibu hamil yang sering terpapar dengan asap rokok, ibu hamil yang berada pada lingkungan pengap, ibu hamil yang bekerja di lingkungan radiasi akan mempengaruhi kehamilannya. Trimester pertama merupakan periode rawan karena merupakan awal pembentukan organ tubuh termasuk otak, tulang belakang, jantung, ginjal dan pernafasan sehingga paparan sinar X pada trimester pertama dapat menimbulkan resiko terjadinya kecacatan pada janin, malformasi janin, retardasi mental dan abortus. Efek radiasi terhadap janin tergantung pada umur kehamilan saat kena paparan radiasi dan berapa besar paparan radiasi yang diterima. 

Sosial budaya. 

Terbentuknya janin dan kelahiran bayi merupakan suatu fenomena yang wajar dalam kelangsungan kehidupan manusia, namun berbagai kelompok masyarakat dengan kebudayaannya diseluruh dunia memiliki aneka persepsi, interpretasi, dan respon dalam mengahadapinya. Proses pembentukan janin hingga kelahiran bayi serta pengaruhnya terhadap kondisi kesehatan ibunya perlu dilihat dalam aspek biopsikososiokulturalnya sebagai suatu kesatuan bukan hanya dilihat semata dari aspek biologis dan fisiologisnya. Tiap perpindahan dari satu tahapan kehidupan kepada tahapan kehidupan yang lainnya merupakan suatu masa krisis yang gawat atau membahayakan baik bersifat nyata ataupun tidak nyata sehingga diadakan serangkaian upacara bagi ibu hamil untuk mencari keselamatan bagi diri ibu serta janinnya. 

Contoh di Jawa: ada mitoni, procotan dan brokohan, sepasaran, selapanan.Ada juga masyarakat yang mempunyai adat istiadat bahwa wanita hamil harus ngantongi gunting supaya terhindar makhluk jahat, hal ini tentu sangat merugikan ibu hamil karena apabila tidur juga ngantongi gunting akan dapat membahayakan kalau tertusuk gunting. Namun demikian Anda sebagai bidan tidak boleh serta merta langsung melarang, tetapi diarahkan supaya kebiasaan tersebut boleh dilakukan tetapi tidak membahakan ibu hamil tersebut, misalnya : gunting supaya dilepas ketika tidur. 

Berbagai kebudayaan percaya akan hubungan asosiatif antara suatu bahan makanan menurut bentuk atau sifatnya dengan akibat buruk yang ditimbulkannya sehingga menimbulkan kepercayaan untuk memantang jenis makanan yang dianggap dapat membahayakan kondisi ibu atau janin yang dikandungnya. Misalnya tidak boleh makan yang amis–amis contohnya ikan, telur, daging karena dapat menyebabkan bayinya diselimuti banyak lemak, ketika lahir bayinya seluruh badan ada putih – putihnya. Hal tersebut tidak benar justru kebiasaan tersebut kalau dilakukan dapat menimbulkan ibu hamil kurang gizi sehingga dapat membahayakan ibu maupun janinnya. 

Ekonomi. 

Aspek finansial dapat menjadi masalah jika misalnya ibu hamil yang suaminya belum bekerja, berhenti bekerja atau dengan penghasilan kurang mungkin juga ibu harus tinggal dirumah kontrakan yang murah dan kumuh sehingga membuat ibu rentan terhadap penyakit.Untuk menghemat pengeluaran terkadang ibu hamil tersebut tidak dapat mengkonsumsi makanan yang lebih bergizi yaitu kaya akan protein, kalsium atau mineral yang lain yang dibutuhkannya dan ibu juga harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga sehingga menyebabkan waktu istirahatnya berkurang, tidak ada waktu dan biaya untuk memeriksakan kehamilannya. Anda sebagai bidan juga harus memahami tentang peraturan jaminan kesehatan untuk ibu melahirkan, sehingga kalau ada ibu hamil yang mengalami kesulitan biaya,Anda dapat membantu menjelaskan cara memperoleh jaminan kesehatan misalnya dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS). 

Post a Comment

0 Comments