FISIOLOGI KEHAMILAN

Menurut Saifuddin (2016), untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi :

Ovulasi (pengeluaran sel telur)


Biasanya terjadi kira-kira 14 hari sebelum menstruasi yang akan datang, diantara dua haid yang berurutan, indung telur akan mengeluarkan ovum, setiap kali satu dari ovarium kanan dan lain kali dari ovarium kiri 

Setelah ovulasi sel-sel granulosa dari dinding folikel mengalami perubahan dan mengandung zat warna yang kuning disebut luteum, sehingga folikel yang berubah menjadi butir telur yang kuning disebut korpus luteum yang mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron.


Spermatozoa


Dalam pertumbuhan embrional spermatogonium berasal dari sel-sel primitif tubulus testis yang relatif berjumlah tetap sampai pubertas. Spermatozoa terdiri atas tiga bagian yaitu kaput atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus, ekor, dan bagian leher yang menghubungkan kepala dengan ekor.

Urutan pertumbuhan sperma (spermatogenesis) menurut Rustam Mochtar (1998) dalam Walyani (2015) adalah :

  • Spermatogonium (membelah dua)
  • Spermatosit pertama (membelah dua)
  • Spermatosit kedua (membelah dua)
  • Spermatid, kemudian tumbuh menjadi
  • Spermatozoa (sperma)

Pembuahan / Konsepsi


Pembuahan adalah bersatunya sel mani dengan sel telur di tuba fallopi. Wanita mengalami ovulasi (matangnya sel telur) sehingga siap untuk dibuahi, bila saat ini dilakukan coitus, sperma yang mengandung kurang lebih seratus sampai seratus dua puluh juta sel sperma dilimpahkan ke atas dinding vagina terus naik ke serviks dan melalui uterus menuju tuba fallopi disaat itulah ovum dibuahi.

Hanya satu sperma yang mampu melakukan penetrasi membran sel ovum. Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. Proses ini diikuti oleh penyatuan ke dua pronukleus yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetic dari wanita dan pria. Pembuahan mungkin akan menghasilkan xx zigot menurunkan bayi perempuan dan xy zigot menurunkan bayi laki-laki.

Pembelahan zigot selama tiga hari terjadi beberapa jam setelah pembuahan sampai stadium morula. Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim. Hasil konsepsi tuba dalam kavum uteri pada tingkat blastula.



Gambar 2.1 Pembuahan Ovum

Sumber : Saifuddin, A.B (ed). 2018. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, Bagian Proses Pembuahan, Jakarta, halaman 142.



Nidasi


Nidasi adalah tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula diselubungi oleh sutu sampai disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua yaitu sel-sel besar yang mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Blastula yang berisi massa akan mudah masuk ke dalam desidua, yang menyebabkan luka kecil yang lalu sembuh dan menutup lagi.

Itulah sebabnya terkadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua. Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim dekat fundus uteri. Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel lebih kecil yang terletak dekat ruang excoeloma membentuk entoderm dan yolk sac sedangkan sel-sel yang tumbuh besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Maka terbentuklah suatu lempeng embrional (embrional plate) diantara amnion dan yolk sac.

Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh disekitar embrio akan melapisi bagian dalam trofoblas. Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi dua lapisan yaitu sitotrofoblas (sebelah dalam) dan sinsitio trofoblas (sebelah luar).

Villi korialis yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang-cabang dan disebut korion krondosum sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang disebut chorion leave.



Gambar 2.2 Pembelahan sel

Sumber : Saifuddin, A.B (ed). 2018. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, Bagian Proses Nidasi, Jakarta, halaman 143.



5) Plasentasi


Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio masuk ke dalam endometrium dan plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah pembuahan.

Menurut Rustam Mochtar (1998) dalam Walyani (2015) pertumbuhan dan perkembangan desidua saat terjadi konsepsi karena pengaruh hormon terus tumbuh sehingga menjadi makin tebal. Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas :

a) Desidua basalis


Terletak di antara hasil konsepsi dan dinding rahim, disini plasenta terbentuk.
 

b) Desidua kapsularis


Meliputi hasil konsepsi ke arah rongga rahim yang lama kelamaan bersatu dengan desidua vera karena obliterasi.
 

c) Desidua vera (parietalis)


Meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.

Dalam 2 minggu pertama perkembangan hasil konsepsi, trofoblas invasif telah melakukan penetrasi ke pembuluh darah endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik yaitu ruangan-ruangan yang berisi darah maternal dari pembuluh-pembuluh darah yang dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruangan interviler dimana vili korialis seolah-olah terapung-apung di antara ruangan-ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta. Vili korialis ini akan bertumbuh menjadi suatu jaringan yaitu plasenta.




Gambar 2.3 Plasentasi

Sumber : Saifuddin, A.B (ed). 2018. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, Bagian Proses Plasentasi, Jakarta, halaman 146.


6) Perkembangan Fungsi Organ Janin


Tabel 2.1 Perkembangan Fungsi Organ Janin







Post a Comment

0 Comments