PENYULIT PERSALINAN

Komplikasi persalinan terdiri dari perdarahan, infeksi atau sepsis, preeklamsia dan eklamsia, persalinan lama dan abortus.

1) Perdarahan


Perdarahan adalah penyebab tersering kematian ibu. Tanda-tanda perdarahan yaitu mengeluarkan darah dari jalan lahir >500cc, pada prakteknya tidak perlu mengukur jumlah perdarahan sampai sebanyak itu sebab menghentikan perdarahan lebih dini akan memberikan prognosis lebih baik. Pada umumnya bila terdapat perdarahan yang lebih dari normal, apalagi telah menyebabkan perubahan tanda vital (seperti kesadaran menurun, pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak napas, serta tensi <90 mmHg dan nadi >100/ menit), maka penanganan harus segera dilakukan. Sifat perdarahan bisa banyak, bergumpal-gumpal sampai menyebabkan syok atau terus merembes sedikit demi sedikit tanpa henti (Prawirohardjo, 2009).

Penyebab perdarahan pada masa persalinan, yaitu:

a) Atonia uteri


Tidak adanya tegangan/kekuatan otot pada daerah uterus/rahim. Atonia uteri merupakan keadaan dimana rahim tidak dapat berkontraksi dengan baik setelah persalinan, terjadi pada sebagian besar perdarahan pasca persalinan.

Dapat terjadi karena:

  1. Partus lama, karena tak ada pemicu kontraksi/ hormone oksitosin lemah
  2. Pembesaran uterus yang berlebihan pada waktu hamil seperti pada hamil kembar, hidramnion, janin besar
  3. Kegagalan kontraksi uterus/otot rahim
  4. Multiparitas
  5. Terjadinya perdarahan plasenta dalam uterus


b) Robekan jalan lahir


Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma. Pertolongan persalinan yang semakin manipulative dan traumatik akan memudahkan robekan jalan lahir dan karena itu dihindarkan memimpin persalinan pada saat pembukaan serviks belum lengkap. Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi, robekan spontan perineum, trauma forceps atau vakum ektraksi, atau karena versi ekstraksi (Prawirohardjo, 2009).

c) Retensio plasenta.


Adalah apabila plasenta belum lahir setengah jam sesudah anak lahir. Retensio plasenta dalam rahim akan mengganggu kontraksi dan retraksi, menyebabkan sinus-sinus darah tetap terbuka, dan menimbulkan HPP (Purwoastuti, 2015).


2) Pre-eklamsia dan Eklamsia


Pre-eklamsia dan eklamsia menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian ibu di Indonesia. Pre-eklampsia–Eklampsia yang disebut juga Pregnancy Induced Hipertention (PIH) atau kehamilan yang menginduksi tekanan darah adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan.Pre-eklampsia adalah hipertensi disertai proteinuria dan edema (penimbunan cairan dalam cairan tubuh sehingga ada pembengkakan pada tungkai dan kaki) akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik (kelainan plasenta).

Eklampsia adalah timbulnya kejang pada penderita pre-eklampsia yang disusul dengan koma. Kejang di sini bukan akibat kelainan neurologis (saraf). PE-E hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada kehamilan pertama (nullipara). Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrim, yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada multipara (kehamilan yang kesekian), penyakit ini biasanya dijumpai pada keadaan berikut:

  1. Kehamilan multifetal (kembar) dan hidropsfetalis (kehamilan air)
  2. Penyakit vaskuler (pembuluh darah), termasuk hipertensi esensial kronis dan diabetes mellitus.
  3.  Penyakit ginjal

Penyakit ini bisa dibedakan dalam tiga tingkatan tergantung berat ringannya. Pada kasus ringan, tekanan darah cenderung naik tapi masih di bawah 140/100. Gejala proteinuria juga mulai muncul. Pada tingkat sedang, mulai timbul pusing tekanan darah

sudah lebih dari 140/100. lalu ada pembengkakan, khusunya pada wajah, kaki dan jari-jari tangan. Pada tingkat yamg berat, pembengkakan semakin jelas, rasa pusing juga makin nyata, khususnya rasa nyeri pada pinggir dahi dan tekanan darah lebih dari 160/100. Kadang kala disertai ganngguan penglihatan (kabur) dan kencing semakin sulit karena terjadi gangguan pada ginjal. Adapula yang disertai mual dan muntah.Kondisi gawat terjadi bila timbul kejang atau bahkan pingsan yang berarti sudah terjadi gangguan di otak. Pada tahap ini bisa dikatakan penyakit berada pada tahap eklampsia. Pada kasus yang sudah lanjut, sang ibu pada awalnya mengalami kejang selama 30 detik, lalu meningkat selama 2 menit, sebelum akhirnya pingsan selama 10-30 menit.

Kewaspadaan perlu ditingkatkan, karena bila penderita koma berkepanjangan bisa timbul komplikasi berat. Seperti gagal jantung, gagal ginjal, terganggunya fungsi paru-paru, dan tersendatnya metabolisme tubuh.Ada beberapa teori mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dari kelainan tersebut di atas, sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of theory (Walyani, 2015).

3) Infeksi dalam Persalinan


Infeksi merupakan salah satu dari tiga penyebab kematian pada ibu bersalin, selain perdarahan dan tekanan darah tinggi. Infeksi persalinan adalah infeksi pada traktus genetalia yang dapat terjadi setiap saat antara awitan pecah ketuban (rupture membran) atau persalinan dan 42 hari setelah persalinan atau abortus dimana terdapat gejala-gejala: nyeri pelvis, demam 38,50°C atau lebih yang diukur melalui oral kapan saja cairan vagina yang abnormal, berbau busuk dan keterlambatan dalam kecepatan penurunan ukuran uterus. Bahaya infeksi akan meningkat karena pemeriksaan vagina yang berulang-ulang (Oxorn, 2010).

4) Partus Lama


Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam digolongkan sebagai persalinan lama.Namun demikian, kalau kemajuan persalinan tidak terjadi secara memadai, selama periode itu situasi tersebut harus segera dinilai. Permasalahannya harus dikenali dan diatasi sebelum waktu 24 jam tercapai.Sebagian besar partus lama menunjukkan pemanjangan kala 1.Sebab-sebab utama pada partus lama, yaitu:

  1. Disproporsi fetopelvik
  2. Malpresentasi dan malposisi
  3. Kerja uterus yang tidak efisien, termasuk serviks yang kaku


Faktor-faktor tambahan lainnya:
  1. Primigraviditas.
  2. Ketuban pecah dini ketika serviks masih tertutup, keras dan belum mendatar.
  3. Analgesi dan anastesi yang berlebihan dalam masa laten.
  4. Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan dengan ortu yang menemaninya ke rumah sakit merupakan calon persalinan lama. Tipe wanita lainnya adalah wanita yang maskulin, masochistic yang kelihatannya menikmati rasa nyeri yang dialaminya. (Oxorn, 2010).

5) Abortus


Abortus atau keguguran yaitu dikeluarkannya hasil konsespsi sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan <1000 g atau usia kehamilan <28 minggu (Astuti, 2017).

Post a Comment

0 Comments