IKTERUS NEONATURUM

Ikterus adalah salah satu keadaan yang menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia. Ikterus merupakan salah satu kegawatan yang sering terjadi pada bayi baru lahir, 25 – 50% pada bayi cukup bulan dan 80% pada bayi berat lahir rendah.

Ikterus dibedakan menjadi 2 yaitu : ikterus fisiologis dan ikterus patologis

1. Ikterus Fisiologis

Ikterus yang normal dialami oleh bayi baru lahir, tidak mempunyai dasar patologis sehingga tidak berpotensi menjadi kern ikterus. Dengan tanda-tanda :

  1. Timbul pada hari kedua dan ketiga setelah bayi lahir
  2. Kadar bilirubin indirek tidak > 10 mg % pada neonatus cukup bulan dan 12,5 mg % pada neonatus kurang bulan
  3. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari 5 mg % per hari
  4. Kadar bilirubin direk tidak lebih dari 1 mg %
  5. Ikterus menghilang pada 10 hari pertama
  6. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis


2. Ikterus Patologis

Ikterus yang mempunyai dasar patologis, dimana kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Dengan tanda-tanda :

  1. Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama
  2. Kadar bilirubin melebihi 10 mg % pada neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg % pada neonatus cukup bulan
  3. Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg % per hari
  4. Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama
  5. Kadar bilirubin direk lebih dari 1 mg %
  6. Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik


RUMUS KRAMER

Daerah

Luas Ikterus

Kadar Bilirubin (mg%)

1.

Kepala dan leher

5

2.

Daerah I + badan bagian atas

9

3

Daerah 1,2 + badan bagian bawah dan tungkai

11

4

Daerah 1,2,3 + lengan dan kaki dibawah tungkai

12

5

Daerah 1,2,3,4 + tangan dan kaki

16

 


ETIOLOGI IKTERUS

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ikterus, yaitu : 

1. Pra hepatik (ikterus hemolitik)

Ikterus ini disebabkan karena produksi bilirubin yang meningkat pada proses hemolisis sel darah merah (ikterus hemolitik). Peningkatan bilirubin dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
  1. Infeksi
  2. Kelainan sel darah merah
  3. Toksin dari luar tubuh dan dari tubuh itu sendiri

2. Paska hepatik (obstruktif)

Adanya obstruksi pada saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin konjugasi akan kembali lagi ke dalam sel hati dan masuk ke dalam aliran darah, kemudian sebagian masuk dalam ginjal dan di ekskresikan dalam urine. Sedangkan sebagian lagi tertimbun dalam tubuh sehingga kulit dan sklera berwarna kuning kehijauan dan gatal. Selain itu akibat dari obstruksi saluran empedu menyebabkan ekskresi bilirubin kedalam saluran pencernaan berkurang akibatnya tinja akan berwarna putih keabu-abuan, liat dan seperti dempul.

3. Hepatoseluler (ikterus hepatik)

Konjugasi bilirubin terjadi pada sel hati, apabila sela hati mengalami kerusakan maka secara otomatis akan mengganggu proses konjugasi bilirubin sehingga biliruin direk meningkat dalam aliran darah. Bilrubin direk mudah diekskresikan oleh ginjal karena sifatnya yang mudah larut dalam air, namun sebagian masih tertimbun dalam aliran darah.

GAMBARAN KLINIS IKTERUS

Adanya perubahan warna kulit dan sklera menjadi kuning



PENATALAKSANAAN IKTERUS

A.  Ikterus Fisiologis :

  • Perawatan bayi baru lshir normsl
  • Perawatan bayi sehari-hari
    • Memandikan
    • Perawatan tali pusat
    • Membersihkan jalan nafas
    • Menjemur bayi dibawah sinar matahari pagi, kurang lebih ½ jam
  • Mengajarkan ibu cara :
    • Memandikan bayi
    • Perawatan tali pusat
    • Menjaga agar bayi tidak hipotermi
    • Menjemur bayi dibawah sinar matahari pagi, kurang lebih ½ jam
  • Menjelaskan pentingnya
    • Pemberian asi sedini mungkin dan sesering mungkin
    • Bayi dijemur dibawah sinar matahari selama ½ jam, dimana ¼ jam dalam posisi terlentang dan ¼ jam tidur telungkup. Bayi dalam kondisi telanjang
    • Makanan bergizi tinggi bagi ibu
    • KB sesegera mungkin
    • Menganjurkan ibu tidak minum jamu
  • Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya tinja berwarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul) anjurkan ibu segera membawa bayinya ke puskesmas
  • Menganjurkan ibu kontrol setelah 2 hari

b. Hiperbilirubinemia sedang

  1. Berikan asi adekuat
  2. Pencegahan hipotermi
  3. Letakkan bayi di tempat yang cukup sinar matahari ± 30 menit, selama 3 sampai 4 hari
  4. Lakukan pemeriksaan ulang 2 hari kemudian
  5. Anjurkan ibu dan keluarga segera merujuk bayinya jika terdapat tanda-tanda :
    • Keadaan bayi bertambah parah
    • Bayi mengeluarkan tinja / feces berwarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul

c Hiperbilirubinemia berat

  1. Lakukan inform consent pada keluarga untuk segera merujuk bayinya.
  2. Selama persiapan merujuk berikan asi secara adekuat
  3. Pencegahan hipotermi
  4. Bila mungkin ambil contoh darah ibu 2,5 ml

PEDOMAN PENGELOLAAN IKTERUS MENURUT WAKTU TIMBULNYA DAN KADAR BILIRUBINNYA

Kadar Bilirubin (mg%)

<24 jam

24<48 jam

49<72 jam

>72 jam

<5

Pemberian makanan yang dini

5 - 9

Terapi sinar bila kalori cukup


KOMPLIKASI

Adanya kern ikterus (ensefalopati biliaris) adalah suatu kerusakan otak akibat perlengkapan bilirubinindirek pada otak. Kern ikterus ditandai dengan kadar bilirubin darah yang tinggi (>20 mg% pada bayi cukup bulan atau >18 mg % pada bayi berat lahir rendah) disertai dengan gejala kerusakan otak berupa mata berputar, letargi, kejang, tak mau menghisap, tonus otot meningkat, leher kaku, epistotonus, sianosis, dapat juga diikuti ketulian, gangguan berbicara dan retardaai mental dikemudian hari.


PENILAIAN

Kadar bilirubin darah dapat diukur dengan :

  1. Ikterometer
  2. Metode kramer (klinik)


TERAPI SINAR

Bertujuan untuk memecah bilirubin menjadi senyawa dipirol yang non toksik dan dikeluarkan melalui urine dan feces.

Indikasi :

  1. Kadar bilirubin darah ³ 10 mg %
  2. Pra / pasca transfusi tukar

Alat yang diperlukan :

  1. Lampu floresensi 10 buah @ 20 Watt dengan gelombang sinar 425 sampai 475 nm, misalnya dengan sinar cool white, daylight, vita kite, blue, special blue
  2. Jarak sumber cahaya bayi ± 45 cm, diantaranya diberi kaca pleksi setebal 0,5 inci untuk menahan sinar ultra violet
  3. Lampu diganti tiap 200 sampai 400 jam

Cara terapi :

  1. Bayi telanjang, kedua mata ditutup, sedangkan posisinya diubah-ubah setiap 6 jam
  2. Suhu tubuh bayi dipertahankan sekitar sekitar 36,5°C sampai 37° C
  3. Perhatikan keseimbangan elektrolit
  4. Pemeriksaan Hb teratur setiap hari
  5. Bilirubin darah tiap hari atau dua hari, setelah terapi tiap tiga hari
  6. Mungkin timbul skin rash yang sementara dan tak berbahaya (bronze baby)
  7. Lama terapi 100 jam atau bila kadar bilirubin darah sudah mencapai £ 7,5 mg%


TRANSFUSI TUKAR

Indikasi :

  1. Kadar bilirubin indirek darah ³ 20 mg%
  2. Kenaikan kadar bilirubin indirek darah yang cepat : 0,3 sampai 1 mg% per jam
  3. Anemi berat disertai tanda payah jantung
  4. Bayi dengan Hb tali pusat < 14 mg% dan tes Coombs positif

Alat yang diperlukan ;

  1. Semprit tiga cabang
  2. 2 semprit 5/10 ml, satu diisi Ca-glukonat 10% dan yang satunya diisi dengan larutan heparin encer (2 ml @ 1000 U dalam 250 ml NaCL 0,9 %)
  3. kateter plietilen kecil 15 – 20 cm atau pipa lambung F5 – F8
  4. bengkok dan botol kosong
  5. alat pembuka vena (vena seksi)
  6. alat resusitasi : oksigen, laringoskop, ventilator, airway

Teknik :

  1. lambung bayi harus kosong (3 – 4 jam sebelumnya jangan diberi minum, bila memungkinkan 4 jam sebelumnya diberi infus albumin 1 gram/kgbb atau plasma manusia 20 ml/kgbb
  2. aseptik dan antiseptik pada daerah tindakan
  3. awasi selalu tanda-tanda vital dan jaga agar jangan sampai kedinginan
  4. bila tali pusat masih segar, potong ± 3 – 5 cm dari dinding perut. Bila tali pusat sudah kering, potong rata dengan dinding perut untuk mencegah bahaya perdarahan tali pusat buat jahitan laso dipangkal tali pusat
  5. kateter polietelin diisi dengan larutan heparin kemudian slah satu ujungnya dihubungkan dengan semprit tiga cabang, sednngkan ujung yang lain dimasukkan dalam vena umbilikus sedalam 4 – 5 cm
  6. periksa tekanan pada vena umbilikalis dengan mencabut ujung luar dan mengangkat kateter naik ± 6 cm
  7. dengan mengubah-ubah keran pada semprit tiga cabang, lakukan penukaran dengan cara keluarkan 20 ml darah dan masukkan 20 ml darah. Demikian berulang-ulang sampai jumlah total yang keluar adalah 190 ml/kgbb dan darah yang masuk adalah 170 ml/kgbb. Selama proses pertukaran semprit harus sering dibilas dengan heparin
  8. setelah kira-kira masuk 150 ml masukkan Ca-glukonat 10% sebanyak 11/2 ml,perhatikan denyut jantung bayi apabila < 100 kali per menit waspadai adanya henti jantung
  9. bila vena umbilikalis tak dapat dipakai gunakan vena safena magna ±1 cm di bawah ligamentum inguinal dan medial dari arteri femoralis

Pasca tindakan :

  1. vena umbilikalis dikompres, kateter dapat ditinggalkan lalu ditutup secara steril
  2. berikan antibiotika spektrum luas misalnya kombinasi penisilin 50.000 U/kgbb?hari dengan kanamicin 15 mg/kgbb selama 5 – 7 hari
  3. pemeriksaan Hb dan bilirubin darah dilakukan setiap 12 jam
  4. berikan terapi sinar

Post a Comment

0 Comments