Survival Guide: Mengatasi Sengatan Ubur-Ubur dan Mengurangi Rasa Sakit


Kunci identifikasi ubur-ubur sangat terbatas disebabkan kurangnya spesimen yang dapat diawetkan dan adanya polimorfisme antar spesies (Rizman-Idid et al., 2016). Identifikasi spesies pada fase juvenil (larva) juga sulit karena kurangnya morfologi atau gambar antara spesies yang memiliki hubungan kekerabatan. Oleh karena itu, kombinasi antara identifikasi morfologi dan molekuler sangat penting dalam identifikasi ubur-ubur. Salah satu cara untuk memudahkan identifikasi yaitu mendokumentasikan (foto) spesimen ketika masih dalam kondisi hidup di air atau di laboratorium (di dalam akuarium) sebelum kemudian diteliti lebih lanjut dibawah mikroskop. 

Identifikasi spesies dari suatu spesimen Hydrozoa dilakukan berdasarkan polip, medusa dan struktur morfologi lainnya berdasarkan kunci identifikasi taksonomi oleh Kramp (1961) dan Bouillon et al. (2006). Sebagai contoh yaitu karakteristik morfologi dari Physalia physalis yang juga dikenal dengan nama Ubur-ubur api, Portugese man o’ war, atau blue bottle jellyfish. Ubur-ubur ini merupakan suatu spesies anggota dari kelas Hydrozoa yang memiliki crest, Pneumatophore (polip yang berisi udara), gonozoid (polip untuk reproduksi), gastrozooid (polip untuk pencernaan makanan), dacrylozooid (polip untuk bergerak dan menangkap mangsa) dan tentakel yang melingkar (coiled tentacle) yang memiliki sel penyengat (nematocyst)



Identifikasi morfologi ubur-ubur dari kelas Scyphozoa dapat dilakukan berdasarkan bentuk dan warna dari payung, jumlah dan panjang relatif tentakel, panjang manubrium dan lengan makan, dan jumlah marginal lappet, keberadaan dan bentuk gonad, keberadaan quadralinga dan variasi lainnya yang ada (Morandini & Marques, 2010). Sebagai contoh yaitu morfologi salah satu anggota dari ubur-ubur kelas scyphozoa yaitu Chrysaora chinensis yang memiliki payung, gonad, marginal lappet, manubrium, tentakel dan lengan makan



Identifikasi spesimen dari kelas Ceubozoa atau dikenal dengan nama ubur-ubur kotak didasarkan beberapa karakteristik yaitu antara lain bentuk dan ukuran payung, keberadaan dan distribusi sel nematocyst, struktur saluran pedalia, tentakel, gonad, 66 rhopalia, perradial lappet, gastric saccules dan pola warna (Gershwin, 2005). Sebagai contoh yaitu karakteristik morfologi salah satu anggota ubur-ubur kelas Ceubozoa yaitu Chiropsoides buitendijki yang memiliki gonad, payung, gastric saccules, pedalia, perradial lappet dan tentakel.


Morfologi ubur ubur (Chrysaora chinensis) Sengatan ubur-ubur di perairan Indonesia umumnya pada jenis Ubur-ubur Api yaitu dimana ditemukan 773 kasus tahun 2019 hanya di pantai pantai Gunung Kidul dan Yogyakarta sedangkan tahun 2020 ditemukan 514 kasus di pantai yang sama. Pada jenis yang lebih mematikan kasus ubur-ubur kotak memang belum banyak laporan walaupun setiap tahunnya selalu ada laporan baik itu dari dokter di puskesmas dan Rumah Sakit atau dari masyarakat. Melihat hal tersebut sangat dibutuhkan panduan penanganan awal dan juga penanganan lanjutan




Envenomasi terjadi setelah kontak dengan tentakel ubur-ubur mulai beberapa menit sampai beberapa jam. 

Tanda dan gejala: Tergantung jenis ubur-uburnya, pada Ubur-ubur Api rasa panas dan nyeri terjadi, sedangkan pada jenis ubur-ubur kotak yang lebih mematikan, selain nyeri maka terjadinya gangguan jantung menjadi masalah utama fatalitas pada kasus sengatan ubur-ubur tersebut. 

Fase lokal: Terjadi urtikaria papula yang nyeri dilanjutkan dengan kulit kemerahan yang menjadi vesicular, berdarah, dan lesi nekrosis pada jenis ubur-ubur tertentu di fase awal. 

Fase lokal: Nyeri kepala, mual dan muntah, kaku otot, panas, gangguan pernafasan, paresthesia, gagal jantung, gagal ginjal akut dan kematian terutama pada kasus ubur-ubur kotak




Penanganan awal:

Pemberian air hangat (42 – 45 0 C) dan juga pemberian cuka pada tempat yang tersengat ubur ubur selama diberikan 20 sampai 40 menit sangat efektif pada beberapa jenis ubur-ubur misalnya Ubur-ubur kotak dan api. 

Penanganan lanjutan: 

Pemberian terapi antivenom terutama untuk ubur-ubur kotak merupakan rekomendasi untuk menangani envenomasi yang terjadi juga pemberian magnesium sulfat dan juga obat obat simtomatis untuk nyeri, serta perawatan bekas sengatan merupakan hal penting yang harus dilakukan selain preventif yaitu mengenakan baju renang yang menutup seluruh badan saat berenang di tempat yang beresiko terdapat ubur-ubur. 

Papan peringatan adanya ubur-ubur serta tonggak-tonggak cuka disepanjang pantai yang mempunyai resiko adanya ubur-ubur merupakan tindakan promotif dan preventif yang penting di seluruh pantai Indonesia. Pelatihan penanganan awal oleh para petugas penjaga pantai, SAR, Puskesmas sangat dianjurkan untuk melakukan tindakan awal dan mencegah.







mengatasi sengatan ubur-ubur
cara mengatasi sengatan ubur ubur
mengatasi sengatan ubur ubur
cara mengobati sengatan ubur ubur
cara menghilangkan sengatan ubur ubur
cara menyembuhkan sengatan ubur ubur
cara mengatasi sengatan ubur-ubur
tersengat ubur ubur
cara mengatasi disengat ubur-ubur
sengatan ubur ubur laut

Post a Comment

0 Comments