ROBEKAN JALAN LAHIR (RUPTURE PERINEUM)

Robekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi banyaknya. Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu dievaluasi yaitu sumber, dan jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi.

Sumber perdarahan yang berasal dari perineum, vagina, serviks dan robekan uterus (ruptur uterus). Perdarahan dapat berupa hematoma dan robekan jalan lahir dengan perdarahan bersifat arteriil atau pecahnya oembuluh darah vena.

Untuk menetapakan sumber perdarahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan dalam dan pemeriksaan spekulum.


Trauma jalan lahir perlu mendapatkan perhatian khusus, karena dapat menyebabkan: 

  1. Disfungsional organ bagian luar sampai alat reproduksi vital 
  2. Sebagai sumber perdarahan yang berakibat fatal. 
  3. Sumber atau jalannya infeksi.


Faktor risiko perlukaan jalan lahir :
  • Kepala janin terlalu cepat lahir
  • Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
  • Perineum kaku / banyak jaringan parut
  • Persalinan distosia bahu
  • Partus pervaginam dengan tindakan

Robekan Perineum

Robekan perineum Adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan maupun dengan alat atau tindakan. Robekan perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. 

Etiologi 

  1. Kepala janin terlalu cepat lahir 
  2. Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
  3. Adanya jaringan parut pada perineum 
  4. Adanya distosia bahu

Tingkatan ruptur perineum


Menurut ahli, kergantung pada seberapa parah robekan jalan lahir yang terjadi. Terdapat 4 tingkatan terjadinya ruptur perineum, yaitu:



Derajat 1

Pada ruptur perineum tingkat 1, robekan sangat kecil dan hanya terjadi di kulit saja. Area yang robek bisa di sekitar labia (bibir vagina), klitoris, maupun di dalam vagina. Tanpa perawatan tertentu, ruptur perineum tingkat 1 bisa sembuh dengan cepat.Pada beberapa kasus, ibu yang baru melahirkan akan merasakan sakit meskipun ruptur perineum hanya tingkat 1, namun sangat jarang menyebabkan masalah pada jangka panjang.

Derajat 2

Tingkatan ruptur perineum kedua berarti telah mengenai otot perineum dan juga kulit. Dokter kandungan biasanya akan memberikan jahitan untuk membantu proses pemulihan. Proses menjahit akan dilakukan di ruang bersalin, dibantu bius lokal.

Derajat 3

Pada beberapa persalinan, ruptur perineum mengenai lapsan vagina yang lebih dalam bahkan mengenai otot yang mengendalikan anus (anal sphincter). Setidaknya 6% ruptur perineum tingkat 3 bisa terjadi, dan 2% terjadi pada ibu yang sudah pernah melahirkan sebelumnya.Jika ruptur perineum tingkat 3 terjadi, dokter perlu menjahit setiap lapisan terpisah. Utamanya, harus sangat hati-hati menjahit otot di sekitar anal sphincter.Proses pemulihan dari ruptur perineum tingkat 3 sekitar 2-3 minggu. Bahkan hingga beberapa bulan kemudian, masih akan terasa sensasi tidak nyaman saat bercinta atau buang air besar.

Tingkat 4

Ini adalah tingkatan tertinggi dalam ruptur perineum, namun paling jarang terjadi. Robekan ini memanjang hingga ke dinding rektum. Biasanya, ruptur perineum tingkat 3 dan 4 bisa terjadi apabila bahu bayi tersangkut atau ada prosedur medis seperti vacum atau forsep.

Robekan jalan lahir yang sangat parah juga berpotensi menyebabkan disfungsi dasar panggul. Selain itu, juga bisa memicu masalah saat buang air.Untuk menangani ruptur perineum, dokter kandungan akan melihat tingkatannya. 

Bentuk penanganan yang paling umum adalah menjahit area yang robek dengan memberikan bius lokal. Dokter kandungan akan menjahit apabila robekannya lebih dari 2 centimeter.Prosedur jahit ini akan dilakukan di ruangan bersalin, sesaat setelah proses persalinan rampung. Sama seperti luka jahit lainnya, proses pemulihan biasanya sekitar 7-10 hari.

Penatalaksanaan 

  1. Derajat I: robekan ini kalau tidak terlalu besar, tidak perlu dijahit 
  2. Derajat II: lakukan penjahitan 
  3. Derajat III dan IV: lakukan rujukan

Robekan Serviks



Pengertian 

Persalinan selalu mengakibatkan robekan serviks, sehingga serviks seorang multipara berbeda dari yang belum melahirkan pervaginan. Robekan serviks yang luas menimbulkan perdarahan dan dapat menjalar ke segmen bawah uterus. Apabila terjadi perdarahan yang tidak berhenti meskipun plasenta sudah lahir lengkap dan uterus sudah berkontraksi baik perlu diperkirakan perlukaan jalan lahir, khususnya robekan serviks uteri. 

Etiologi 

  1. Partus presipitatus 
  2. Trauma karena pemakaian alat – alat kontrasepsi 
  3. Melahirkan kepala pada letak sungsang secara paksa, pembukaan belum lengkap. 
  4. Partus lama.

Diagnosis 

Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan spekulum.

Penatalaksanaan

  1. Jepit klem ovum pada ke-2 biji sisi portio yang robek, sehingga perdarahan dapat segera dihentikan. 
  2. Jika setelah eksplorasi lanjutan tidak dijumpai robekan lain, lakukan penjahitan dimulai dari ujung atas robekan kearah luar sehingga semua robekan dapat dijahit. 
  3. Setelah tindakan periksa TTV, KU, TFU dan perdarahan 
  4. Beri antibiotic profilaksis, kecuali bila jelas – jelas ditemui tanda – tanda infeksi. 

Robekan Dinding Vagina 

Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering dijumpai. Robekan terjadi pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan speculum. 

Penatalaksanaan 

  1. Pada robekan yang kecil dan superfisiil, tidak diperlukan penanganan khusus. 
  2. Pada robekan yang lebar dan dalam, perlu dilakukan penjahitan secara jelujur. 
  3. Apabila perdarahan tidak bisa diatasi, lakukan laparotomi dan pembukaan ligamentum latum. 
  4. Jika tidak berhasil, lakukan pengangkatan arteri hipogastrika.

Post a Comment

0 Comments