SOLUSIO PLASENTA (PLASENTA LEPAS SEBELUM WAKTUNYA)





Solusio Plasenta merupakan peristiwa terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya sebelum janin lahir. Disebut juga dengan placental abrubtion, abruptio placentae dan di Inggris Accidental hemorrhage (perdarahan tak sengaja).

Disebut pemisahan prematur plasenta yang berimplantasi normal merupakan istilah paling deskriptif karena menbedakan plasenta yang terpisah secara prematur tetapi tertanam jauh dari os interna serviks, dari plasenta yang tertanam di os. interna yaitu plasenta previa.

Klasifikasi

Berdasarkan derajat lepasnya plasenta, solusio plasenta dapat dibagi menjadi:

  • Solusio plasenta parsialis : bila hanya sebagian saja plasenta terlepas dari tempat perlengkatannya.
  • Solusio plasenta totalis (komplek) : bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat perlengketannya. 
  • Prolapsus plasenta : kadang-kadang plasenta ini turun ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam


Berdasarkan perdarahannya, solusio plasenta dapat dibedakan menjadi:

  • Solusio plasenta dengan perdarahan keluar (revealed = 80%). Pada kasus ini, darah keluar dari ostium uteri, umumnya hanya sebagian dari plasenta yang terlepas dan komplikasi yang diakibatkan umumnya tidak berat.
  • Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi (concealed hemorrhage). Pada kasus ini, perdarahan terperangkap dalam cavum uteri [hematoma retroplasenta] dan seluruh bagian plasenta dapat terlepas, komplikasi yang diakibatkan biasanya sangat berat dan 10% disertai dengan Disseminated Intravascular Coagulation. Kepala janin umumnya sangat menekan SBR sehingga darah sulit keluar. Bekuan darah dapat masuk ke dalam miometrium, sehingga menyebabkan uterus couvellair.
  • Solusio plasenta yang perdarahannya masuk ke dalam kantong amnion .

Penyulit terhadap ibu dalam bentuk :

  1. Berkurangnya darah dalam sirkulasi darah umum
  2. Terjadi penurunan tekanan darah, peningkatan nadi dan pernafasan
  3. Penderita tampak anemis
  4. Dapat menimbulkan gangguan pembekuan darah, karena terjadi pembekuan intravaskuler yang diikuti hemodialisis darah sehingga fibrinogen makin berkurang dan memudahkan terjadinya perdarahan
  5. Setelah persalinan dapat menimbulkan perdarahan postpartum karena atonia uteri atau gangguan pembekuan darah
  6. Menimbulkan gangguan fungsi ginjal dan terjadi emboli yang menimbulkan komplikasi sekunder
  7. Peningkatan timbunan darah di belakang plasenta dapat menyebabkan rehim yang keras, padat dan kaku
  8. Penyulit terhadap janin dalam rahim tergantung luas plasenta yang lepas dapat menimbulkan asfiksia ringan sampai kematian janin dalam rahim.

FREKUENSI, INSTENSITAS DAN MAKNA



Frekuensi diagnosa solusio plasenta akan bervariasi karena kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis berbeda-beda. Frekuensi solusio plasenta yang dilaporkan adalah sekitar 1 dari 200 persalinan.

Morbiditas dan mortalitas perinatal. Pada sebagian besar laporan, angka kematian perinatal akibat solusio plasenta adalah sekitar 25%.

ETIOLOGI

Kausa primer solusio plasenta tidak diketahui tetapi terdapat beberapa kondisi terkait. insiden meningkat seiring dengan usia ibu. insiden lebih tinggi pada paritas tinggi. Solusio sering terjadi pada wanita amerika-afrika dan kaukasia.


Kondisi yang paling sering berkaitan dengan solusio plasenta adalah hipertensi mencakup : preeklamsia, hipertensi gestasional, atau hipertensi kronik.


Terdapat peningkatan insiden solusio pada ketuban pecah dini preterm. 

Pada studi awal, merokok dikaitkan dengan peningkatan risiko solusio. Merokok dapat meningkatkan resiko solusio plasenta solusio plasenta sebesar 2 kali lipat.


Penyebab solusio plasenta :

1. trauma langsung pada uterus

  1. Terjatuh terutama tertelungkup
  2. Tendangan anak yang sedang digendong
  3. Trauma langusng lainnya

2. trauma kebidanan 

  1. Tindakan versi luar
  2. Setelah memecahkan ketuban
  3. Persalinan anak kedua hamil kembar

3. kehamilan dengan tali pusat pendek

  1. Faktor predisposisi solusio plasenta :
  2. hamil usia tua
  3. mempunyai tekanan darah tinggi
  4. bersamaan dengan pre eklamsi atau eklamsi
  5. tekanan vena kava inferior yang tinggi
  6. kekurangan asam folat.

PATOLOGI



Solusio plasenta diawali dengan perdarahan ke dalam desiduia basalis. Desidua kemudian terpisah meninggalkan satu lapisan tipis yang melekat pada miometrium. akibatnya, proses ini memperlihatkan pembentukan hematom desidua yang menyebabkan pemisahan, penekanan dan destruksi plasenta yang ada didekatnya. pada tahap awal iini mungkin belum muncul gejala.

Pada beberapa kasus arteri spiralis desidua mengalami ruptur sehingga menyebabkan hematom retroplasenta, yang sewaktu membesar menyebabkan semakin banyak pembuluh darah dan plasenta yang terlepas. Bagian plasenta yang memisah dengan cepat meluas dan mencapai tepi plasenta. Karena mash teregang hasil konsepsi, uterus tidak dapat berkontraksi dengan memadai untuk menjepit pembuluh yang robek memperdarahi tempat implantasi plasenta.

PERDARAHAN TERSEMBUNYI.


Perdarahan yang tertahan atau tersembunyi besarkemungkinan ternyadi apabila :

  1. Terdapat efusi darah dibelakang plasenta tetapi tepi-tepinya masih lekat.
  2. Plasenta seluuruhnya terlepas tetapi selaput ketuban masih melekat ke dinding uterus.
  3. Darah masuk ke rongga amnion setelah merusak selaput ketuban.
  4. Kepala janin menekan erat segmen bawah uterus sehingga darah tidak dapat melewatinya.


PERDARAHAN JANIN KE IBU

Perdarahan solusio plasenta hampir selalu bersifat maternal. pada solusio plasenta non traumatik, bukti-bukti perdarahan fetomaternal dijumpai pada 20% diantara 78 kasus.

DIAGNOSA KLINIS



Tanda dan gejala solusio plasenta sangat bervariasi. contohnya perdarahan eksternal bisa berlangsung dengan deras tetapi plasenta yang lepas tidak terlalu luas sehingga belum membahayakan janin. walaupun jarang, mungkin bisa tidak terjadi perdarahan eksternal yang deras namum plasenta telah terlepastotal dan mengakibatkan janin meninggal.

Gejala dan tanda yang ditemukan pada solusio plasenta adalah perdarahan pervaginam, nyeri tekan uterus atau nyeri punggung, gawat janin, frekuensi kontraksi tinggi, hipertonus, partus prematurus idiopatik, janin meninggal.



Gambaran klinis solusio plasenta ringan :

  1. Terlepasnya plasenta kurang dari 1/4 luasnya
  2. Tidak memberikan gejala klinik dan ditemukan setelah persalinan
  3. Keadaan umum ibu dan janin tidak mengalamai gangguan
  4. Persalinan berjalan dengan lancar pervagina

Gambaran klinis solusio plasenta sedang :
  • Terlepasnya plasenta lebih dari 1/4 tetapi belum mencapai 2/3 bagian
  • Dapat menimbulkan gejala klinik
  • Perdarahan dengan rasa sakit
  • Perut terasa tegang
  • Gerak janin berkurang
  • Palpasi bagian janin sulit teraba
  • Auskultasi jantung janin dapat terjadi asfiksia ringan dan sedang
  • Pada pemeriksaan dalam ketuban menonjol
  • Dapat terjadi gangguan pembekuan darah.

Gambaran klinis Solusio plasenta berat
  • Lepasnya plasenta lebih dari 2/3 bagian
  • Terjadi perdarahan dengan rasa nyeri
  • penyulit pada ibu :
    • Terjadi syok dengan tekanan darah menurun, nadi dan pernafasan meningkat
    • Dapat terjadi gangguan pembekuan darah
    • Pada pemeriksaan dijumpau turunnya tekanan darah sampai syok, tidak sesuai dengan perdarahan dan penderita tampak anemia
    • Pemeriksaan abdomen tegang, bagian janin sulit diraba, dinding perut terasa sakit dan janin meninggal dalam rahim
    • Pemeriksaaan dalam ketuban tegang dan menonjol
    • Solusio plasenta berat dengan couvelaire uterus terjadi gangguan kontraksi dan atonia uteri.

Diagnosis Solusio Plasenta 

anamnesa

  • Terdapat perdarahan disertai nyeri
  • Spontan atau karena trauma
  • Diikuti penurunan sampai terhentinya gerakan janin dalam rahim

Pemeriksaan fisik umum

  • KU penderita tidak sesuai dengan jumlah perdarahan
  • Tekanan darah menurun, nadi dan pernafasan meningkat
  • Penderita tampak anemis


Pemeriksaan khusus

  • Palpasi abdomen : perut teraba tegang, terasa nyeri saat palpasi dan bagian janin sukar ditemukan.
  • Auskultasi : DJJ bervariasi dan asfiksia ringan sampai berat
  • Pemeriksaan dalam : terdapat pembukaan, ketuban tegang dan  menonjol
  • Pemeriksaan penunjang dengan USG, dijumpai perdarahan antara plasenta dan dinding abdomen


SYOK

Dahulu dipercayai bahwa syok pada solusio plasenta kadang-kadang tidak sebanding dengan jumlah perdarahannya. diperkirakan tromboplastin dari desidua dan plasenta masuk ke sirkulasi ibu dan memicu koagulasi intravaskuler serta gambaran lain sindrom emboli cairan amnion, dan hipotensi.

PENATALAKSANAAN

Tujuan utama pelaksanaan ibu dengan solusio plasenta, pada prinsipnya adalah anak : 
  • Mencegah kematian ibu 
  • Menghentikan sumber perdarahan 
  • Jika janin masih hidup, mempertahankan dan mengusahakan janin lahir hidup 

Prinsip utama penatalaksanaannya antara lain : 

  • Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit, istirahat baring dan mengukur keseimbangan cairan
  • Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu), dengan perbaikan : memberikan infuse dan transfuse darah segar
  • Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin, hematokrit, COT (Clot Observation Test/test pembekuan darah), kadar fibrinogen plasma, urine lengkap, fungsi ginjal
  • Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetika
  • Terminasi kehamilan : persalinan segera, pervaginam atau section caesaria. Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa janin dan dengan lahirnya plasenta, berjutuan agar dapat menghentikan perdarahan.
  • Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit) diberikan darah segar dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen dengan monitoring berkala pemeriksaan COT dan hemoglobin.
  • Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapat menyebabkan nekrosis ginjal (reflek utero ginjal) selaput ketuban segera dipecahkan. Yang perlu diketahui oleh semua bidan yaitu penanganan di tempat pelayanan kesehatan tingkat dasar ialah mengatasi syok/pre-syok dan mempersiapkan rujukan sebaikbaiknya dan secepat-cepatnya. Mengingat komplikasi yang dapat terjadi yaitu perdarahan banyak dan syok berat hingga kematian, atonia uteri, kelainan pembekuan darah dan oliguria. Maka sikap paling utama dari bidan dalam menghadapi solusio plasenta adalah segera melakukan rujukan ke rumah sakit.

Solusio plasenta ringan :

  • Perut tegang dikit, perdarahan tidak terlalu banyak
  • Keadaan janin masih baik dapat dilakukan dengan penanganan secara konservatif
  • Perdarahan berlangsung terus ketegangan makin meningkat dengan janin myang masih baik dilakukan secsio sesarea
  • Perdarahan yang berhenti dan keadaan baik pada kehamilan prematur dilakukan rawat inap

Solusio plasenta sedang dan berat

penanganan dilakukan di rumah sakit karena dapat membahayakan jiwa penderita.


KOMPLIKASI SOLUSIO PLASENTA

Komplikasi bisa terjadi pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya dengan kriteria : 

a. Komplikasi pada ibu 

  1. Perdarahan yang dapat menimbulkan : variasi turunnya tekanan darah sampai keadaan syok, perdarahan tidak sesuai keadaan penderita anemis sampai syok, kesadaran bervariasi dari baik sampai syok. 
  2. Gangguan pembekuan darah : masuknya trombosit ke dalam sirkulasi darah menyebabkan pembekuan darah intravaskuler dan diserti hemolisis, terjadinya penurunan fibrinogen sehingga hipofibrinogen dapat mengganggu pembekuan darah. 
  3. Oliguria menyebabkan terjadinya sumbatan glomerulus ginjal dan dapat menimbulkan produksi urin makin berkurang
  4. Perdarahan postpartum : pada solusio plasenta sedang sampai berat terjadi infiltrasi darah ke otot rahim, sehingga mengganggu kontraksi dan menimbulkan perdarahan karena atonia uteri, kegagalan pembekuan darah menambah bertanya perdarahan. 
  5. Koagulopati konsumtif, DIC: solusio plasenta merupakan penyebab koagulopati konsumtif yang tersering pada kehamilan. 
  6. Utero renal reflex 
  7. Ruptur uteri 

b. Komplikasi pada janin 

  1. Asfiksia ringan sampai berat dan kematian janin, karena perdarahan yang tertimbun dibelakang plasenta yang mengganggu sirkulasi dan nutrisi kearah janin. Rintangan kejadian asfiksia sampai kematian janin dalam rahim tergantung pada beberapa sebagian plasenta telah lepas dari implantasinya di fundus uteri. 
  2. Kelainan susunan sistem saraf pusat 
  3. Retardasi pertumbuhan 
  4. Anemia

Post a Comment

0 Comments