KOMPLIKASI ATAU PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI DALAM MASA NIFAS

Kondisi ini perlu mendapat perhatian secara khusus karena membawa kondisi yang buruk bagi kesehatan. Berikut ini komplikasi atau penyakit yang mungkin terjadi dalam masa nifas.

1. Demam

Pada awal pasca persalinan, jika suhu tubuh lebih dari 38OC selama dua hari berturut-turut menandakan adanya infeksi.

Anjuran :

  • Minum yang banyak.
  • Minum obat penurun panas sesuai anjuran dokter untuk menghindari rusaknya zat pembeku darah yang dapat menyebabkan perdarahan memanjang.

2.  Peradangan payudara (mastitis)

Bendungan ASI akan menyebabkan demam pada hari ketiga sampai keempat. Payudara akan terasa keras dan sakit jika tertekan. Jika hal ini tidak tangani dengan baik, yaitu dengan massase (pijat) payudara untuk mengeluarkan bendungan ASI tersebut maka akan terjadi abses payudara. Tanda-tandanya, payudara merah mengilap, terasa panas dan kadang-kadang menggigil, terasa nyeri, teraba adanya benjolan keras, serta mengandung cairan berupa nanah. Segera konsultasikan dengan dokter karena perlu tindakan khusus untuk mengeluarkan cairan nanah, juga pemberian obat antibiotik.



Anjuran :

  • Pijat benjolan-benjolan yang terasa keras secara melingkar ke arah puting.
  • Keluarkan ASI sebanyak mungkin sampai payudara menjadi lembek.
  • Kompres payudara dengan kompres dingin agar terasa nyaman.
  • Hindari obat pereda rasa sakit yang dapat menyebabkan bayi merasa mengantuk dan tidak responsif.
  •  Konsultansikan dengan dokter atau bidan jika perlu.

3.  Penciutan Kandungan yang tidak Normal (Subinvolusi)

Subinvolusi terjadi akibat infeksi pada endometrium (lapisan rahim). Ini rentan terjadi akibat lepasnya placenta dan kurang mobilisasi. Tanda-tandanya, antara lain sedikit demam, agak sakit pada perut bagian bawah, dan kadang vagina berbau kurang sedap karena keluarnya lochea tidak lancar.



Anjuran :

  • Segera konsultasikan dengan dokter.
  • Jaga kebersihan vulva dan sering mengganti pembalut.
  • Kenakan pakaian yang terbuat dari katun.

4.  Infeksi Kandung Kemih (Sistitis)

Pada saat proses persalinan, kandung kemih tertekan antara panggul dan kepala janin sehingga terjadi pembendungan urin yang cukup lama. ini membuat otot-otot kandung kemih lemah sehingga sulit berkemih. Munculnya rasa takut akan terasa sakit pada jahitan luka perineum ketika buang air kecil mengakibatkan terjadi bendungan urin yang memudahkan timbulnya infeksi. Gejala infeksi tersebut ditandai dengan buang air kecil sedikit-sedikit disertai rasa panas dan perih pada berkemih. Segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapat pengobatan.

Anjuran :

  • Minum sedikitnya delapan gelas perhari.
  • Minum sari buah jeruk dan makan buah-buahan untuk membantu mengubah keasaman air seni dan membuat bakteri sulit berkembang.
  • Kosongkan kandung kemih sesering dan setuntas mungkin.
  • Kenakan pakaian dalam dari bahan katun yang mudah menyerap.
  • Sering ganti pembalut untuk menghindari pencemaran infeksi.

5.  His pengiring (rasa sakit susulan)

Rasa sakit dapat terjadi akibat kontraksi rahim yang kuat ketika mengeluarkan sisa bekuan darah dalam rahim. Di samping itu, rasa sakit susulan bisa terjadi saat menyusui. Isapan bayi merangsang pengeluaran oksitosin yang berfungsi pada otot-otot rahim untuk berkontraksi, lalu kembali mengecil dan masuk ke dalam rongga panggul. Rasa sakit akan bertambah pada wanita yang telah melahirkan lebih dari satu atau akibat terlalu meregang (terjadi pada anak kembar). Rasa sakit susulan akan hilang setelah 4-7 hari.

Anjuran :

  • Jika perlu, minum obat-obat ringan yang dapat mengurangi rasa sakit.
  • Jika setelah minum obat rasa sakit tidak berkurang dan masih terus berlangsung lebih dari satu minggu, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui ada tidaknya infeksi.

6.  Perdarahan Nifas


Dalam masa nifas, perdarahan normal yang terjadi adalah lochea. Namun, tidak menutup kemungkinan terjadi perdarahan kembali saat melahirkan. Ini disebabkan oleh kontraksi rahim menyebabkan sisa placenta atau anak placenta lepas dari dinding rahim sedikit demi sedikit. Ada kalanya terjadi perdarahan banyak akibat pembuluh darah pada daerah bekas placenta yang tidak cepat tertutup sehingga menimbulkan shock (tidak sadarkan diri).

Anjuran :

  • Bawa segera ke bagian gawat darurat rumah sakit terdekat agar perdarahan cepat ditanggulangi.
  • Sebaiknya, bawa KTP dan kartu golongan darah jika ada.
  • Baringkan, dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki agar darah mencukupi bagian kepala.

7. Infeksi luka jahitan


Perawatan yang tidak bersih atau steril pada luka jahitan robekan (episiotomi) daerah perineum atau luka jahitan operasi akan mengakibatkan peradangan atau infeksi. Tanda-tanda peradangan tersebut, antara lain pembengkakan, kulit daerah sekitarnya merah, rasa panas dan nyeri, serta mengandung cairan nanah, tanpa atau disertai demam.

Anjuran :

  • Segera konsultasikan pada dokter dan beritahu jika ibu tentang menyusui agar obat yang diberikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
  • Rawatlah luka secara rutin sesuai anjuran dokter dan perhatikan kebersihan luka tersebut.

8.  Pembendungan Darah (Haematoom)


Pembendungan darah dapat terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang tidak segera penutup. Dalam persalinan normal, perlu berhati-hati jika pada daerah vulva terdapat banyak varices. Biasanya, ini terjadi pada ibu yang beberapa kali melahirkan. Varices bisa pecah saat kepala bayi lahir. Jika tidak segera dijahit, akan mengakibatkan haematoom. Berikut tanda-tanda haematoom.

  • Pembengkakan pada vulva atau perineum yang berwarna kebiru-biruan, keras, dan sakit jika ditekan.
  • Jika bendungan itu kecil, beri kompres es sambil ditekan agar rasa sakit berkurang dan bendungan darah tersebut dapat diserap kembali oleh tubuh., jika bendungan darah itu besar, dokter akan melakukan tindakan untuk mengeluarkan bekuan darahnya dan menjahit kembali pembuluh darah yang pecah tersebut. Komplikasi lain yang terjadi harus segera dikonsultasikan agar masalah ditangani sedini mungkin sehingga hasilnya akan lebih baik

Post a Comment

0 Comments