KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS

1. Mobilisasi



Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi di atas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas, dan sembuhnya luka-luka.



2. Diet

Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran, dan buah-buahan.



Gizi Ibu menyusui harus :
  1. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
  2. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup.
  3. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui).
  4. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
  5. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI-nya.

3.  Miksi

Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m.sphincterani selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi.



4. Defekasi


Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.



5.  Perawatan Payudara (Mamma)

Perawatan mamma telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :

  1. Pembalutan mamma sampai tertekan.
  2. Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodel.

Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.


  1. Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama puting susu.
  2. Menggunakan BH yang menyokong payudara.
  3. Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet.
  4. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
  5. Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum selama parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
  6. Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :
    1. Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.
    2. Urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju puting.
    3. Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak.
    4. Susukan bayi setiap 2-3 jam, apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI sisanya keluarkan dengan tangan.
    5. Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.

6. Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma yaitu :

  1. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli, dan jaringan lemak bertambah.
  2. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning putih susu.
  3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
  4. Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolatin yang akan merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.

Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi air susu ibu (ASI) akan lebih banyak. Sebagai efek positif adalah involusi uteri akan lebih sempurna. Disamping ASI merupakan makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya, menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan anaknya. Air susu ibu adalah untuk anak ibu. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar (rooming in) atau pada tempat yang terpisah.

Keuntungan rooming in :

  1. Mudah menyusukan bayi.
  2. Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi, dan
  3. Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus bayinya.

7.  Cuti Hamil dan Bersalin

Menurut undang-undang, bagi wanita pekerja berhak mengambil cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan, yaitu 1 bulan sebelum bersalin ditambah 2 bulan setelah persalinan.


8.  Istirahat

  1. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
  2. Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
  3. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
    1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
    2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.
    3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

9. Kebersihan Diri

  1. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.
  2. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
  3. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
  4. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau diseterika.
  5. Sarankan ibu mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
  6. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.

10. Senggama


Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri.

Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan.



11. Senam Nifas

Berikut ini tahap-tahap senam nifas dini (Setelah enam jam persalinan).

a. Latihan pernafasan iga-iga

Tujuan :
  • Untuk mendapatkan oksigen yang cukup.
  • Untuk memperlancar sirkulasi darah.

b. Latihan gerak pergelangan kaki

Tujuan :
  • Membantu sirkulasi darah vena (pembuluh darah balik).
  • Memperlancar sirkulasi darah di kaki.
  • Menghilangkan pembengkakan di kaki.

c. Latihan kontraksi oleh perut dan otot pantat secara ringan

Tujuan :
  • Mencegah kesulitan buang air besar dan buang air kecil.
  • Mengurangi sakit pada jahitan.
  • Membantu kontraksi rahim sehingga pendarahan cepat berhenti.

12. Keluarga Berencana

Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki (amenore laktasi), oleh karena itu, metode amenore laktasi (gambar 11.1) dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Risiko cara ini ialah 2% kehamilan.

Meskipun beberapa metode KB mengandung risiko, penggunaan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi.

Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu :

  • Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya.
  • Kelebihan/keuntungannya.
  • Kekurangannya.
  • Efek samping.
  • Bagaimana menggunakan metode itu.
  • Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pascasalin yang menyusui.

Jika seorang ibu/pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam dua minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/pasangan itu dan untuk mengetahui apakah metode tersebut bekerja dengan baik.

Pemeriksaan pasca persalinan : Di Indonesia, ada kebiasaan atau kepercayaan bahwa wanita bersalin baru boleh keluar rumah setelah habis nifas yaitu 40 hari. Bagi wanita dengan persalinan normal hal ini baik dan dilakukan pemeriksaan kembali 6 minggu setelah persalinan. Namun, bagi wanita dengan persalinan luar biasa harus kembali untuk kontrol seminggu kemudian.



13.    Pemeriksaan Postnatal, antara lain meliputi :

  1. Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan, dan sebagainya.
  2. Keadaan umum : suhu badan, selera makan, dan lain-lain.
  3. Payudara : ASI, puting susu.
  4. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektum.
  5. Sekret yang keluar, misalnya lochea, fluor albus.
  6. Keadaan alat-alat kandungan.

14. Nasehat untuk Ibu Postnatal


  1. Fisioterapi postnatal sangat baik bila diberikan.
  2. Sebaiknya bayi disusui.
  3. Kerjakan gimnastik sehabis bersalin.
  4. Untuk kesehatan ibu, bayi, dan keluarga sebaiknya melakukan KB untuk menjarangkan anak.
  5. Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi.

Kebiasaan yang tidak bermanfaat, bahkan dapat membahayakan :

  1. Menghindari makanan berprotein seperti ikan atau telur, karena ibu menyusui perlu tambahan kalori sebesar 500 per harinya.
  2. Penggunaan bebat perut segera setelah masa nifas (2-4 jam pertama), karena selama 1 jam pertama, petugas perlu memeriksa fundus setiap 15 menit dan melakukan masase jika kontraksi tidak kuat; selama 1 jam kedua masa nfas petugas perlu memeriksa fundus setiap 30 menit dan melakukan masase jika kontraksi tidak kuat. Penggunaan pembebat perut selama masa kritis membuat sulit bagi petugas kesehatan untuk menilai tonus dan posisi uterus, untuk melakukan masase uterus jika diperlukan dan memperkirakan banyaknya darah yang keluar.
  3. Penggunaan kantong es atau pasir untuk menjaga uterus berkontraksi, karena merupakan perawatan yang tidak efektif untuk atonia uteri. Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama pada 1 jam pertama setelah kelahiran, karena masa transisi adalah masa kritis untuk ikatan batin ibu dan bayi dan untuk memulai menyusu. Bayi baru lahir pada2 jam pertama setelah kelahiran merupakan masa paling siaga ; setelah masa ini, ia biasanya tidur.

Post a Comment

0 Comments