PELVIKSISTIS (RADANG PANGGUL)

     Definisi

Infeksi pelvis merupakan suatu istilah umum yang biasanya digunakan  keadaan atau kondisi dimana organ-organ pelvis (uterus, tuba falopii atau ovarium) diserang oleh mikroorganisme patogen. Organisme-organisme ini biasanya bakteri, mereka melakukan multiplikasi dan menghasilkan suatu reaksi peradangan.

Termasuk  :

1.   Endometritis

2.   Parametritis

3.   Metritis

4.   Salphingitis

5.   Oophoritis

6.   Pelveoperitonitis

 


Penyebab

Bakteri yang biasanya bertanggung jawab terhadap infeksi pelvis adalah organisme eksogen (diperoleh dari masyarakat atau rumah sakit) atau organisme endoogen (normal ditemukan  dalam saluran genital wanita atau saluran usus). Biasanya tidak patogen, namun organisme endogen ini dapat menjadi patogen pada keadaan di mana ketahanan pejamu berubah. Infeksi pelvis akut   sering etiologinya polimikrobial, infeksi campuran mikroorganisme aerob dan anaerob.

Resistensi pejamu terhadap infeksi tampaknya menurun setelah abortus, melahirkan, pembedahan, pecah ketuban yang memanjang dan trauma. Faktor-faktor presdiposisi lainnya dari infeksi pelvis meliputi  pemakaian AKDARI, produk konsepsi yang tertinggal, mentrusasi dan salpingitis gonokokus sebelumnya.

Infeksi anaerob spesimen yang memadai biakan anaerob meliputi  darah, cairan kavum douglasi, dan aspirasi abses. Sangat penting bahwa spesimen dikirimkan ke laboratorium bakterologi dalam suatu medium transpor yang telah direduksi sebelumnya arau dalam spuit bertuteri up bebas udara.

Infeksi bakteroides dicurigai apabila terdapat keadaan-keadaan berikut :

1. Infeksi sistemik yang menulitkan manipulasi traktur gastrointestinalis atau oragan pelvis wanita.

2.   Eksudar berbau busUmur Kehamilan  yang mengadung basil garam negatif yang tidak berhasil tumbuh dalam biakan aerob ruteri in.

3.   Adanya gas didalam abses.

4.   Adanya tromboflebitis septik pevis dan atau embolis septik.

5.   Tidak ada respon terhadap antibiotik bakterisidal yang lazim digunakan.

6. Adaya garam negatif, batang plemorfik yang buruk  menyerap warna terutama bila sejumlah mikroorganisme tersebut   intrasuler.

 

Penyebaran

a.   Dari seviks melalui rongga endometrium ke dalam endosalphing

b.   Jalur vena dan saluran getah bening dari ligamentum

 

Infeksi pelviks dibagi menjadi 3 kategori yaitu :

1.   Infeksi yang terjadi setelah kuretase dan postabortus  serta infeksi     postpartum.

2.   infeksi postoperatif biasanya berkembang dari organisme-organisme yang terbawa ke dalam tempat operasi dari kulit, vagina atau yang lebih jarang dari traktus gastrointestinalis sewaktu pembedahan.

3. infeksi pelvis yang terjadi pada pasien yang tidak hamil tanpa didahului pembukaan bedah rongga abdomen atau endometrium.

 

Tanda Dan Gejala

Gejala muncul setelah siklus menstruasi penderita mengeluh nyeri pada perut   bagian bawah yang semakin memburuk  dan disertai mual dan muntah. Gejala lainnya adalah sebagai berikut :

-       keputih an berwarna dan berbau tidak sedap

-       demam lebih dari 370C

-       spotempat ing

-       dismenore

-       dispareuna (nyeri saat berhubungan seksual)

-       postcoital bleeding

-       nyeri punggung bagian bawah

-       kelelahan

-       nafsu makan berkurang

-       disuria

-       poliuria

 

Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil dari pemeriksaan fisik yang dilakukan pemeriksaan panggul dan perabaan perut . Pemeriksaan lainnya dilakukan antara lain :

-       pemeriksaan darah lengkap

-       pemeriksaan cairan serviks

-       kuldosintesi

-       laparaskopi

-       USG panggul

 

Penanganan

Pelviksitis tanpa komplikasi biasa diobati dengan antibiotic dan penderita tidak perlu dirawat. Jika terjadi komplikasi atau penyebaran infeksi maka penderita harus dirawat di RS.

Jika tidak ada respon terhadap pemberian obat antibiotik, mungkin perlu dilakukan pembedahan. Pasangan penderita juga sebaiknya menjalani pengobatan secara bersamaan dan selama menjalani pengobatan jika melakukan hubungan seksual pasangan penderita sebaiknya menggunakan kondom

Terapi antibiotik pinisilin G sering efektif sebagai agen primer dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh streptococcus, clostridium, neisseria gonorrhoeae dan bakteri anaerob dengan percecualiar bakteriodes.

Uji suseptibilitas harus dilakukan.

Pemilihan antibiotik didasarkan pada :

1.    Kemungkinan sumber infeksi (didapat dari masyarakat atau dari rumah sakit.

2.    Sediaan apus dengan perwarnaan garam.

3.    Terapi antibiotik lainya.

4.    Penilaian patogen yang paling mungkin dari pengalaman infeksi serupa sebelumnya.

5.    Pola resistensi bakteri terakhir dari rumah sakit dan masyarakat.

6.    Riwayat  pasien terhadap alergi atau atau seksifitas.

Contoh regimen kombinasi yang dianjurkan adalah :

Doksisiklin (600 mg, IV, dua kali sehari) dengan sefeksitis (2,0 gr, IV, empat kali sehari) memberikan pengamatan terhadap N. Gonorrhoeae, meliputi  PPNG, dan c. Trachomatis, akan tetap tidak memberikan pengobatan optimal terhadap anaerob, masa pelvis atau infeksi pelvis yang berkaitan dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDARI).

1.  Klindamisin (600 mg, IV, empat kali sehari) dengan gentamisin atau tobramisis (2,0 mg/kg, IV, diikuti  dengan 1,5 mg.kg, IV, tiga kali sehari pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal) dapat memberikan aktivitas optimal terhadap bakteri anaerob dan batang garam negatif fakultatif, tetapi tidak memberikan aktivitas optimal terhadap C. Tracformatif dan N. Gonorrhoeae.

2.  Doksisiklin (100 mg, IV, dua kali sehari) dengan metronidazol (1,0 g, IV, dua kali sehari) memberikan penanganan yang baik tehadap anaerob dan C. Trachomatis.

 

Post a Comment

0 Comments